Jakarta, tvOnenews.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) akan dikonsep sebagai Kota Spons untuk menjaga dan mengembalikan siklus alami air sebagai Solusi Berbasis Alam.
Mengingat, hal itu selaras dengan IKN visi menjadi kota hutan yang cerdas dan berkelanjutan, seperti yang tertuang dalam Master Plan Nusantara 2022.
Selayaknya spons, IKN akan didesain agar efektif menyerap dan menjaga siklus ketersediaan alami air seperti halnya fungsi hutan.
"Penerapan konsep ini akan memberikan manfaat pemanenan air untuk tambahan ketersediaan air dan pengurangan bahaya banjir, manfaat pemurnian air dan pelestarian ekologi, efisien sistem sumber daya air, serta manfaat ekonomi, sosial dan kultural bagi masyarakat,” ujar Myrna dikutip pada Jumat (17/5/2024).
Konsep ini juga terintegrasi dengan Biru-Hijau Air (biru) dan alam (hijau) yang merupakan bagian integral dari pembangunan IKN.
Selain itu, Nusantara mempunyai nilai unik karena terletak di tengah ekosistem hutan dan ingin menghutankan kembali ekosistem yang rusak.
Solusi berbasis Alam di IKN tersebut memiliki berbagai manfaat tambahan yang unik di setiap proyek, bergantung pada solusi yang diterapkan.
Otorita IKN telah memilih beberapa proyek kecil yang potensial, dinilai dengan beberapa analisis multi-kriteria.
Analisis multi-kriteria dilakukan dengan melibatkan lembaga pemerintah untuk memahami bidang-bidang prioritas dan memprioritaskan investasi Solusi Berbasis Alam untuk berbagai bidang tersebut menggunakan kriteria seleksi yang ditentukan.
Terdapat 12 potensi investasi Solusi Berbasis Alam, dievaluasi dan diseleksi berdasarkan 10 kriteria seleksi kualitatif untuk memberikan daftar prioritas investasi.
Myrna Safitri menjelaskan mengenai kebijakan dan aksi Otorita IKN dalam mengawal pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara.
“Nusantara dicita-citakan sebagai kota yang mengedepankan pelestarian lingkungan, lewat konsep Smart Forest City dan Net Zero City, yang diupayakan dengan melakukan reforestasi 65 persen luasan kawasan IKN sebagai kawasan lindung,” ujarnya.
IKN akan menjadi salah satu kota yang memiliki titik keanekaragaman hayati endemik yang tinggi di Indonesia.
Ada 7 area yang kaya akan biodiversitas (dalam radius 50km) dan di dalamnya terdapat 3.889 spesies. Bahkan, di antara spesies tersebut terdapat 440 spesies yang masuk ke dalam IUCN Red-List.
Oleh sebab itu, OIKN telah mempunyai Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati untuk melindungi keanekaragaman hayati tersebut sesuai dengan upaya bersama global pada Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework.
Selain itu, pembangunan smart city IKN dibangun di atas topografi wilayah Kalimantan Timur yang bergelombang dan beriklim tropis. Kondisi tersebut sebenarnya rawan bencana banjir, longsor, kekeringan, dan kebakaran hutan.
Oleh sebab itu, tantangan tersebut perlu diantisipasi dalam pembangunan IKN, yakni dengan Solusi Berbasis Alam melalui prinsip IKN sebagai Kota Spons (Sponge City). (ant/rpi)
Load more