Pasca BI-Rate ke 6,25 persen, nilai tukar rupiah juga belum menampakkkan gairah signifikan, bahkan hingga pagi ini.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen year on year (yoy) dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,3 persen (yoy).
Akselerasi M2 pada Maret 2024 juga diikuti oleh kenaikan pertumbuhan kredit sebesar 11,8 persen (yoy), naik dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11 persen (yoy) atau secara historis meningkat saat momentum Ramadhan.
Dari Asia, pelaku pasar menantikan rilis keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ) pada Jumat (26/04) ini yang berpotensi masih mempertahankan suku utama jangka pendek (key-short term interest) pada kisaran 0 persen- 0,1 persen dan mempertahankan suku bunga positif.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi (PDB) AS pada kuartal I-2024 tercatat tumbuh 1,6 persen (yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 3,4 persen (yoy) atau yang terlambat sejak resesi teknikal AS pada kuartal II-2022.
Kemudian, bursa saham Wall Street kompak koreksi setelah data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS lebih lambat dari perkiraan dan inflasi yang masih panas, ditambah dengan aksi jual saham-saham berkapitalisasi besar.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 375,12 poin, atau 0,98 persen menjadi 38.085,80, indeks S&P 500 (SPX) terkoreksi 23,21 poin, atau 0,46 persen menjadi 5.048,42, dan Nasdaq Composite (IXIC) kehilangan 100,99 poin, atau 0,64 persen, ke posisi 15.611,76.
Load more