Jakarta, tvOnenews.com - Emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) menggelontorkan dana fantastis untuk kegiatan eksplorasi di Sulawesi Utara sejak Januari 2024.
Terhitung dari Januari hingga Maret 2024, ARCI telah mengeluarkan biaya pengerukan Rp37,2 miliar. Sayangnya, kegiatan pengerukan yang dilakukan anak usaha ARCI tersebut harus berhenti sementara waktu karena area tambang mengalami longsor dan banjir.
Berdasarkan laporan Informasi dan Fakta Material di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 16 April 2024 lalu, ARCI melaporkan bahwa insiden longsor di salah satu pit atau area galian milik MSM dan TTN terjadi pada 7 April 2024.
Corporate Secretary Hidayat Dwisaputro dalam laporannya mengatakan, pada tanggal 6-7 April 2024 telah terjadi cuaca ekstrem hujan lebat tidak biasa di wilayah Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.
"Cuaca ekstrem dan hujan lebat tak biasa tersebut berdampak langsung terhadap lokasi Kontrak Karya Entitas Anak Perseroan, PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya, yang mengakibatkan bencana alam banjir dan longsor di salah satu pit milik MSM dan TTN. Saat ini, kegiatan penambangan di pit tersebut telah dihentikan sementara waktu," tulis Hidayat Dwiputro dikutip Sabtu (20/4/2024).
Hingga keterbukaan informasi tersebut dilaporkan, pihak MSM dan TTN telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatasi longsornya salah satu lubang tambang mereka.
Meski tak mengakibatkan korban jiwa, pihak ARCI mengaku kejadian banjir dan tanah longsor tersebut mengakibatkan terhambatnya aktivitas pertambangan dan berdampak pada arus kas perusahaan.
Pada laporan eksplorasi yang juga diunggah pada Rabu 16 April 2024, ARCi telah merogoh dana hingga Rp37,2 miliar untuk biaya penggalian sejak Januari 2024 sebagaimana disebutkan di awal.
"Kegiatan eksplorasi difokuskan pada pemetaan semi detail hingga detail di area Brownfield Proyek Koridor Barat, Pengeboran Eksplorasi, Pengeboran Resource Definition dan Kegiatan Pengeboran Sterilisasi di Proyek Koridor Barat serta Kegiatan Pengeboran Eksplorasi dan Geofisika CSAMT di Proyek Koridor Timur," sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Rinciannya, Pada Januari 2024 ARCI telah melakukan pengeboran inti pada 28 titik bor dengan total kedalaman 6.066,8 meter. Kegiatan tersebut AS$796.944 atau setara dengan sekitar Rp12,6 miliar.
Kemudian pada periode Februari 2024, ARCI melakukan pengeboran inti sekitar 31 titik bor dengan total kedalaman sekitar 5.521,4 meter dan biaya sebesar AS$759.044 atau setara dengan sekitar Rp11,9 miliar.
Sedangkan pada periode Maret 2024, ARCI melakukan pengeboran inti sekitar 46 titik bor dengan total kedalaman sekitar 6.444,3 meter. Adapun biaya eksplorasi bulan Maret sebesar AS$802.869 atau setara dengan sekitar Rp12,7 miliar.
Sehingga, total biaya kegiatan pengerukan sumber daya emas di Sulawesi Utara untuk periode Januari sampai dengan Maret sebesar AS$2.358.857 atau setara dengan sekitar Rp37,2 miliar. (rpi)
Load more