Toraja Utara, Sulsel - Proyek perbaikan Jalan Poros Rantepao-Pangala yang merupakan jalur penghubung antarprovinsi Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan dengan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, terbengkalai akibat ditinggal pergi oleh kontraktor pelaksana. Akibatnya terdapat puluhan titik longsor yang mengancam keselamatan pengendara dan rumah penduduk.
Selain mengancam pengguna jalan, sejumlah rumah warga yang terletak di Lembang Benteng Ka’do, Kecamatan Kapalapitu saat ini terancam tertimbun longsor dari ketinggian kurang lebih 30 meter, sebab material tanah dari arah perbukitan terlihat hanya menyisakan badan jalan kurang lebih 1 meter.
Akibatnya 5 kepala keluarga terpaksa mengungsi karena kawatir material longsor menimpa rumah mereka. Smentara pengendara baik roda dua maupun roda empat yang menuju ke arah Pangala maupun sebaliknya harus sangat hati-hati dan waspada karena longsor bisa sewaktu-waktu terjadi.
Selain longsor, jalan berlumpur akibat pekerjaan yang ditinggal pergi oleh kontraktor pelaksana yakni PT Alfinndo Perkasa, membuat para anak sekolah dan warga yang melintas harus lebih hati-hati. Sebab material batu besar dan tajam saat ini masih menutup sebagian badan jalan karena dibiarkan begitu saja oleh kontarktor pelaksana.
Padahal jalan ini ramai dilalui warga karena menjadi salah satu akses strategis menuju ke sejumlah objek wisata, apalagi jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Jalur Trans-Sulawesi ini ramai digunakan para pemudik untuk menuju ke kampung halaman.
Yohanis Sapan, warga Benteng Ka’do yang rumahnya tepat berada di bawah lokasi longsor mengaku selama satu minggu terakhir terpaksa mengungsi dengan lima kepala keluarga lainnya karena kawatir longsor menimpa rumah mereka.
“Kami sudah satu minggu ini mengungsi karena tanah dari arah perbukitan terus mengalami longsor, sementara tidak ada lagi pekerja yang menyingkirkan material tanah longsor karena kontraktornya sudah pergi, ungkap Yohanis Sapan.
Terpisah, Dorce, yang juga warga Benteng Ka’do menuturkan jika proyek pekerjaan Jalan Poros Rantepao-Pangala tersebut sudah ditinggal kontraktor pelaksana sejak akhir Agustus 2021, sehingga jalan yang menjadi penunjang ekonomi warga saat ini menyisahkan sejumlah titik longsor dan lubang menganga.
“Pekerjaan ditinggal kontraktor sekitar akhir Agustus, saat itu semua alat berat ditarik, sehingga jalan yang sudah digali dibiarkan begitu saja. Inikan sangat membahayakan bagi kami warga pengguna jalan," ungkap Dorce dengan nada kesal.
Lebih lanjut ia menjelaskan, akibat dari pekerjaan yang ditinggal saat ini sejumlah rumah warga terancam terkena dampak longsor.
“Banyak rumah warga yang terancam terkena dampak longsor karena pekerjaan dibiarkan terbengkalai. Kami sebagai warga meminta pemrintah agar pekerjaan ini bisa dilanjutkan, sebab jalan sebelum mendapat Benteng Ka’do sudah diaspal, lewat benteng kadang tepatnya di Kecamatan Rindingallo juga sudah diaspal" tambah Dorce. (Joni Banne Tonapa/act)
Load more