Dahsyat, Kelompok Tani di Papua Barat Rehabilitasi 1.500 Hektar Hutan Magrove
- ANTARA
“Program penanaman mangrove BRGM itu membantu ekonomi kami, uang yang kami terima, kami gunakan untuk membeli alat untuk mencari ikan, beli motor untuk transportasi dan penuhi kebutuhan sehari-hari,” ujar Ninrrod.
Senada dengan Ninrrod, Linda Wonopka selaku Anggota Kelompok Tani Awandaroi mengatakan pelibatan dalam dalam penanaman bibit mangrove seluas 50 hektar telah membantu perekonomian 40 anggota kelompoknya.
“Warga jadi punya penghasilan tambahan di masa pandemi, bisa untuk membeli kebutuhan makan sehari-hari. Bantuan ini sangat bagus, sangat mulia, semoga Tuhan berkati,” ungkap Linda penuh syukur.
Kesadaran Warga
Rehabilitasi melalui penanaman bibit mangrove ini, seyogyanya adalah untuk mengembalikan fungsi ekologi mangrove, diantaranya untuk mencegah terjadinya abrasi, intrusi air laut dan tempat pemijahan biota laut.
Rehabilitasi mangrove juga sangat diperlukan sebagai upaya untuk mempertahankan dan melindungi bentang alam nasional, terutama dikepulauan terluar Indonesia.
Namun, upaya rehabilitasi ini tidak akan membawa dampak perubahan yang signifikan apabila warga masih melakukan penebangan pohon mangrove dan mengambil batu karang.
Pasalnya, menurut penuturan Ninrrod Keramu, warga diwilayahnya mayoritas hidup dari menebang kayu mangrove dan mengambil batu karang.
“Mereka itu kan sudah tidak bisa tebang mangrove lagi karena sudah dilarang, Warga perlu mendapat bantuan supaya tahun depan tidak ada penebangan kembali dan tidak lagi bergantung pada praktik yang merusak ekosistem mangrove,” ujar Ninrrod.
Untungnya, lanjut Ninrrod, program rehabilitasi mangrove ini disambut antusias oleh warga diwilayahnya.
Keantusiasan ini terlihat dari gotong royong warga yang ikut dalam menyelesaikan kendala ketersediaan bibit untuk ditanam di areal rehabilitasi mangrove seluas 120 ha itu.
“Bibit ini kami cari sendiri ke laut naik perahu, kami masuk pulau dan ambil sendiri buah dari pohon mangi-mangi yang sudah tua. Buah yang berjatuhan itu dikumpulkan dan ditaruh di polybag sampai akhirnya tumbuh dedaunan, barulah kami ambil untuk melakukan penanaman mangrove,” ungkap Ninrrod dengan bangga telah menyelesaikan penanaman mangrove ini.
Keantusian dan kesadaran warga juga tercermin di Kampung Masina, Distrik Bintuni, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.
Load more