Bojonegoro, Jawa Timur - Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), harga cabai rawit di Bojonegoro, Jatim naik tajam, menembus Rp70 ribu per kilogramnya.
Seperti yang terpantau di sejumlah pasar tradisional Bojonegoro, kenaikan harga tak hanya untuk cabai rawit, tetapi juga jenis cabai lainnya. Mulai dari cabai rawit hijau, cabai rawit merah, cabai keriting merah, dan cabai merah, mengalami kenaikan setiap tiga hari dan rata-rata naik di atas 100 persen.
Harga cabai rawit hijau yang sebelumnya berada di kisaran Rp18 ribu per kilo, kemudian naik ke angka Rp45 ribu per kilogram. Lalu, cabai keriting merah sebelumnya Rp20 ribu, saat ini menjadi Rp45 ribu per kilogram. Sementara cabai merah lompong atau besar yang sebelumnya dijual Rp25 ribu per kilogram kini menjadi Rp45 ribu per kg.
Paling mahal adalah harga cabai rawit merah yang mengalami kenaikan cukup tinggi dari Rp25 ribu per kilogram kini tembus Rp70 ribu sekilo.
"Harga cabai rawit merah masih tujuh puluh ribu per kilogram. Cabai lainnya yang naik cabai keriting merah ikut merangkak naik juga satu kilo empat puluh lima,” ujar salah satu pedagang, Sumiati.
Menurutnya, harga cabai naik karena saat musim hujan, tanaman cabai banyak yang rusak sehingga petani gagal panen.
"Harga cabai rawit paling mahal karena permintaan pembeli yang paling banyak dibanding cabai rawit lainnya. Pembeli biasanya meminta dicampur dengan cabai hijau biasa untuk menyiasati biaya tidak terlalu mahal," tambah Sumiati.
Pedagang lain menuturkan, kenaikan harga menjelang Natal dan Tahun Baru merupakan hal biasa.
"Menjelang Natal serta Tahun Baru, sudah biasa naik. Nanti kalau sudah selesai perayaannya, turun,” ujar Yuni.
Bagi Yuni, harga naik merupakan berkah untuknya.
"Karena barang sedikit, jadi tidak banyak yang jualan. Pembeli banyak datang ke toko saya karena cabai sangat dibutuhkan,” tandas Yuni.
Sementara konsumen sangat berharap harga cabai bisa segera turun agar tidak menambah beban hidup mereka. (Dewi Rina/act)
Load more