Program Pemberdayaan Masyarakat Pertamina Tampil di COP28 Dubai
- Istimewa
Brahmantya mencontohkan, salah satu program Pertamina untuk komunitas adalah pengembangan energi tenaga surya di Desa Keliki, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Di desa ini, pengelolaan limbah, desa ramah lingkungan, dan agrikultur menjadi tiga poin utama. Desa Keliki memiliki kapasitas energi 28 kilowatt peak dengan total pengurangan emisi sebesar 36 ton CO2eq per tahun.
Keuntungan ini dirasakan sekitar 1.000 warga Desa Keliki dan sekitarnya. Mereka dapat mengurangi limbah organik hingga lebih dari 180 ton per tahun, menghemat biaya air, dan listrik lebih dari Rp60 juta per tahun. “Tenaga suryalah yang mengoperasikan fasilitas pengelolaan limbah dan tujuh irigasi atau subak di Desa Keliki,” ungkap Brahmantya.
Program kedua, yakni Program Desa Wisata untuk mewujudkan masyarakat mandiri berkelanjutan. Program ini mendukung pemerintah untuk menargetkan destinasi pariwisata super prioritas, dimana saat ini Pertamina mendukung pengelolaan 794 homestay yang merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Program ini memberikan dampak bagi 5.500 orang penerima manfaat, dengan peningkatan ekonomi masyarakat hingga Rp600 juta per tahun.
Sementara itu, program ketiga yakni Program Hutan Pertamina yang merupakan upaya konservasi dan reboisasi hutan dengan penanaman pohon mangrove dan pohon daratan, sebagai komitmen Pertamina dalam implementasi environment, social, governance (ESG) dan sustainable development goal (SDGs).
Saat ini, Pertamina memiliki 267 program keanekaragaman flora, temasuk merawat 6 juta lebih tanaman bakau (mangrove) dan tanaman daratan lainnya.
Program ini mengurangi emisi 120 ribu ton CO2eq per tahun. Selain mengurangi emisi, Hutan Pertamina mampu menambah pendapatan masyarakat sebesar Rp1,8 miliar per tahun dan memiliki multiplier effect kepada 4.783 penerima manfaat.
Ada tiga aspek penting dalam pengembangan keamanan energi desa, yaitu akses ke energi bersih, program yang terintegrasi, juga kolaborasi dengan pemangku kepentingan.
Kolaborasi Pertamina dalam memberdayakan masyarakat misalnya terletak pada upaya pelestarian bambu. Ketua Environmental Bamboo Foundation Monica Tanuhandaru menceritakan pengalamannya berkolaborasi dengan Pertamina. Aktivitas ini dilakukan melalui pembuatan platform satu peta yang mendata seluruh vegetasi bambu, termasuk pemetaan ekologis dan keterlibatan masyarakat.
“Kami bisa melihat stok penyimpanan karbon dan potensi biodiversitasnya,” tutur Monica. Ia menambahkan, bambu dapat digunakan menjadi biofuel, biomassa, dan bioenergi. Bersama Pertamina, Environmental Bamboo Foundation mengembangkan ekonomi restoratif, yaitu upaya menyeimbangkan ekonomi dengan perlindungan untuk keberlanjutan lingkungan.
Load more