RED ALERT! Saham Dunia Rontok Terseret Kolapsnya SVB dan Signature Bank AS
- ANTARA
Indeks FTSE 100 merosot 1,67 persen atau 131,63 poin menjadi 7.748,35 poin pada Jumat (10/3), setelah terpangkas 0,63 persen atau 49,94 poin menjadi 7.879,98 poin pada Kamis (9/3), dan menguat 0,13 persen atau 10,44 poin menjadi 7.929,92 poin Rabu (8/3).
Wall Street Terseret Turun
Wall Street sebagian besar turun dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), tertekan saham bank karena investor khawatir tentang penularan dari keruntuhan Silicon Valley Bank, tetapi Nasdaq menguat karena beberapa sektor diuntungkan harapan Federal Reserve dapat melonggarkan kenaikan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 90,5 poin atau 0,28 persen, menjadi menetap di 31.819,14 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 5,83 poin atau 0,15 persen, menjadi berakhir di 3.855,76 poin. Sedangkan, indeks Komposit Nasdaq bertambah 49,96 poin atau 0,45 persen, menjadi ditutup pada 11.188,84 poin.
Sektor utilitas terangkat 1,54 persen sebagai salah satu yang berkinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P 500, sementara kelompok yang sensitif terhadap suku bunga seperti real estat dan teknologi juga menguat.
Penutupan tiba-tiba SVB Financial pada Jumat (10/3/2023) setelah gagal meningkatkan modal membuat investor khawatir tentang risiko bank-bank lain dari kenaikan suku bunga Fed yang tajam selama setahun terakhir.
Tetapi banyak yang berspekulasi bank sentral sekarang bisa menjadi kurang hawkish, dan imbal hasil obligasi 2 tahun anjlok.
Regulator selama akhir pekan melakukan intervensi untuk mengembalikan kepercayaan investor pada sistem perbankan, dengan mengatakan deposan Silicon Valley Bank (SVB) akan memiliki akses ke dana mereka pada Senin (13/3/2023).
Bagi sebagian investor, keputusan Fed minggu depan juga akan bergantung pada data inflasi yang akan dirilis minggu ini.
"Jika kita mendapatkan Indeks Harga Konsumen dan Indeks Harga Produsen yang sangat buruk, The Fed akan berada di posisi yang sulit atau posisi yang jauh lebih sulit bahkan di depan angka-angka tersebut," kata Orion Advisor Solutions CIO, Timothy Holland. (ito)
Simak Kumpulan berita tvonenews.com di Google News.
Load more