Yogyakarta, DIY - Pengguna transportasi Commuter Line Yogya-Solo terus meningkat sejak dioperasikannya pada setahun lalu.
Selain itu, kereta commuter juga telah mengubah budaya masyarakat dalam melakukan transaksi non tunai.
"Hal ini sebagai dukungan pada program pemerintah yaitu untuk mendorong terciptanya cashless society atau bertransaksi tanpa uang tunai," ungkapnya.
Tercatat sepanjang tahun 2022 ini, penjualanan KMT pada lintas pelayanan commuter line Yogya-Solo sebanyak 284.562 kartu. Sedangkan jumlah transaksi pembayaran tiket commuter line dengan menggunakan KMT sebanyak 53% dari seluruh transaksi, atau sebanyak 1,4 juta lebih transaksi. Sementara itu, untuk transaksi Uang Elektronik Bank sebanyak 21% atau hampir 558 ribu, dan transaksi menggunakan QR Code sebanyak 26% atau lebih dari 685 ribu transaksi.
Anne menjelaskan, KAI Commuter akan terus berkolaborasi dan berinovasi untuk menciptakan ekosistem non tunai yang lebih massive.
Salah satunya dengan perjalanan first mile dan last mile yang akan memberikan kemudahan kepada masyakarat dalam bertransportasi khususnya menggunakan commuter line sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan.
"Pengembangan layanan akan terus ditingkatkan, sistem e-ticketing yang sudah berjalan saat ini akan semakin diperluas sehingga cashless society semakin terbentuk," jelas Anne.
KAI Commuter telah satu tahun lebih melayani perjalanan commuter line Yogya-Solo. Sejak diresmikannya pada Maret 2021 oleh Presiden Joko Widodo, KAI Commuter turut berkontribusi untuk perekonomian dan ikut mengubah budaya masyarakat di kabupaten dan kota-kota yang terhubung dengan commuter line.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pembahasan Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kabupaten Klaten dalam angka 2022, tercatat kenaikan perekonomian pada tahun 2021 dibanding tahun 2020.
Transportasi memberikan nilai tambah terhadap kenaikan perekonomian dengan adanya kemudahan aksesibilitas dalam bermobilisasi. Di Kota Yogyakarta kenaikan perekonomian sebesar 7,44% , sedangkan di Kota Solo kenaikan sebesar 5,77% dan di Kabupaten Klaten sebesar 5,88%.
"Dengan kolaborasi dan inovasi ini diharapkan dapat memberikan kemudahan-kemudahan dalam integrasi pembayaran, sehingga penggunaan KMT semakin luas dan dapat menjadi alat pembayaran di seluruh transaksi yang ada," pungkas Anne. (Nur/Dan)
Load more