Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Wafat, Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir Sebut Almarhum Sosok Kader yang Gigih
- Tim tvOne - Sri Cahyani Putri
"Kalau (penyakit) kronisnya, diabetes, hipertensi dan komplikasinya di Ginjal. Selama 40-an hari ini dari tanggal 6 November memang terjadi penurunan fungsi ginjal sehingga harus cuci darah," ungkapnya.
Haidar membeberkan, kondisi tersebut yang mengharuskan Muhammad Jazir harus bolak balik ke rumah sakit.
"Ya mungkin empat kali (bolak-balik rumah sakit). Namun selama 40 hari terakhir ini, beliau tidak bisa beraktivitas di masjid, hanya bisa dikasur saja," bebernya.
Berdasarkan pantauan tvOnenews.com di lokasi, para jemaah dan masyarakat sejak pagi silih berganti memadati area Masjid Jogokariyan untuk bertakziah.
"Kami berterimakasih banyak pada semua jemaah dan masyarakat yang ikut mendoakan dan menyalatkan almarhum," ucapnya.
Sehabis salat Zuhur berjamaah, almarhum Muhammad Jazir dimakamkan di Makan Karangkajen.
"Setelah salat Zuhur, jenazah Insya Allah diberangkatkan menuju makam Karangkajen dengan rute berjalan kaki dari Masjid Jogokariyan ke timur. Sesampainya di pom bensin jalan Parangtritis ke arah utara menuju Bank BNI. Setelah itu ke timur menuju makam Karangkajen," terangnya.
Kiprah Muhammad Jazir
Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai tokoh yang konsisten menyebarluaskan peran masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah namun juga pusat peradaban. Kiprahnya tersebut menjadi rujukan masjid di Indonesia bahkan Asia.
Gagasan tersebut menjadi landasan bagi program Masjid Jogokariyan mulai dari bidang keagamaan, pendidikan, sosial, hingga penguatan ekonomi umat.
Haidar Muhammad selaku putra bungsu almarhum menyampaikan bahwa wafatnya sang ayah merupakan kehilangan besar, namun sekaligus menjadi pengingat akan amanah yang harus dilanjutkan.
"Memang dari dulu beliau selalu pesan kepada kita agar tidak hanya mengurusi bangunan masjid saja, melainkan juga membangun peradaban. Bagi teman-teman yang pernah terinspirasi oleh bapak saya, mari bersama-sama kita teruskan perjuangan beliau," ucap Haidar.
Ia mengungkap, keinginan terakhir sang ayah untuk kesejahteraan Masjid Jogokariyan yang mana mempunyai wakaf produktif. Sehingga, infak masjid itu tidak habis untuk bangunan, tetapi bisa digunakan untuk masyarakat.
"Sementara wakaf produktifnya, badan usaha milik masjidnya bisa untuk operasional masjid dan juga untuk memberi pensiun bagi para pengabdi di masjid. Itu cita-cita beliau, membangunkan wakaf produktif yang bisa membiayai itu," ungkapnya.
Load more