tvOnenews.com - Rencana penataan kawasan stasiun Lempuyangan oleh Daop 6 Yogyakarta kembali membayangi seorang lansia pensiunan pegawai kereta api, Daniel Sunardjo. Ia mengaku prihatin dan akan tetap menolak keluar dari rumah dengan alasan bangunan rumahnya berada di atas tanah Sultan Ground.
Daniel Sunardjo merupakan satu satunya pensiunan pegawai kereta api yang masih bertahan hidup dan menjadi saksi perjalanan sejarah stasiun Lemouyangan Yogyakarta dan telah menempati bangunan rumah dinas sejak 1978 silam. Namun, setelah mengabdi dan bekerja selama peluhan tahun, kakek berusia 86 tahun ini pun merasa terancam hendak digusur.
Sambil menerawang jauh, Sunardjo menceritakan kawasan di jalan Lempuyangan dulunya disewa perusahaan swasta kereta api milik Belanda bernama Nederland Indishce Spoor (NIS)
"Sejak tahun 1978 sampai sekarang masih saya tempati ini rumah. Harapan saya itu, karena ini tanah milik Sultan, sementara rumah bangunan di sini kan dulunya disewa pihak kedua yaitu Nederland Indische Spoor (NIS) itu semacam swasta atau maskapai," ungkapnya.
Ia menjelaskan, setelah NIS hengkang pada masa revolusi dan meninggalkan kawasan di Lempuyangan, seharusnya lokasi tersebut otomatis menjadi hak milik Kraton Yogyakarta.
"Nah, tahu tahu pada waktu kemarin pas ada sosialisasi di Kelurahan Bausasran koq telah di klaim oleh KAI. Menurut saya yang berhak seharusnya Pihak Kraton. Sehingga saat ini saya dan warga lainnya juga tengah mengajukan surat kekancingan ke Kraton Yogyakarta, " jelasnya.
Sunardjo menjelaskan bahwa awal masuk sebagai pegawai Djawatan Kereta Api pada 1961 silam di Bandung.
"Saya masuk pendidikan DKA tahun 1958, selama tiga tahun, kemudian menjadi pegawai tahun 1961. Dulu tugas di Depo Listrik Kereta Api di Ciroyom Bandung. Baru pada tahun 1978, dipindahkan ke Depo Listrik Yogyakarta," jelasnya
Load more