Yogyakarta, DIY - Hingga akhir tahun 2021, pelaksanaan kegiatan seluruh OPD lingkup Pemda DIY, memiliki predikat sangat baik dengan total realisasi fisik 99,68%. Artinya, kinerja Pemda DIY bisa bikatakan optimal dan tidak ada lagi OPD yang memiliki raport buruk pada kinerja di Triwulan IV ini.
Tidak hanya itu saja, pada Rakordal Triwulan IV ini, bahkan persentase jumlah penduduk miskin di DIY pada Triwulan IV tahun 2021 turun sebesar 6,31 %, dari jumlah awal di bulan Maret 2021 yaitu 474,49 ribu jiwa menjadi 32 ribu jiwa pada Januari 2022. Senada dengan kabar baik tersebut, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga tumbuh 0,57%.
Hal ini menjadi laporan utama pada Rapat Koordinasi Pengendalian Daerah Triwulan IV Pemda DIY, Selasa (25/01) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Rakordal Triwulan IV ini dipimpin langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang didampingi oleh Wagub DIY KGPAA Paku Alam X.
Sri Sultan mengungkapkan, berdasarkan data BPS, perekonomian DIY tumbuh sebesar 2,30%. Pertumbuhan ini didukung oleh sektor-sektor kemajuan pengerjaan proyek strategis nasional, pembangunan Jalan Jalur Lintas Selatan yang mendukung pencapaian pertumbuhan investasi, menguatkan adaptasi digital masyarakat dan membaiknya perekonomian global.
“Pertumbuhan ekonomi DIY tersebut berdampak pada ketenagakerjaan. Tingkat partisipasi angkatan kerja DIY sebesar 73,52% yang meningkat dibandingkan 2020. Peningkatan tersebut karena terjadi perbaikan tenaga kerja di sektor formal. BI memproyeksikan tahun 2021 ekonomi DIY akan tumbuh sebesar 5,4% hingga 6,2%,” papar Sri Sultan.
Pemulihan ekonomi ini menurut Sri Sultan diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2022 dengan faktor utama meningkatkan mobilitas manusia dari aktivitas pariwisata dan pendidikan, melalui pembelajaran tatap muka. Hal ini adalah sebuah tantangan mengingat saat ini pandemi belum turun level menjadi endemi. Tantangan-tantangan yang dihadapi DIY ke depan tidak hanya pandemi tetapi juga ketidakpastian ekonomi global dan berkurangnya stimulus pemerintah secara bertahap pada 2022 yang akan berpengaruh pada daya beli masyarakat.
Sri Sultan berharap, angka final pertumbuhan ekonomi tahun 2021 nantinya tercapai lebih optimal dan menumbuhkan optimisme. Hal ini karena BI telah memproyeksikan pada tahun 2022 ekonomi akan tumbuh pada level moderat pada kisaran proyeksi 4,8% hingga 5,8%. Akselerasi ini akan bergantung pada efektivitas pengelolaan resiko pandemic Covid-19 dimana gelombang ke-3 mungkin saja terjadi.
Lebih lanjut Sri Sultan mengajak semua OPD untuk mengevaluasi kinerja masing-masing sepanjang arahan perencanaan tahun 2018-2023. Realisasi kinerja dan kualitas capaian sasaran program dan korelasinya dengan sasaran pemerintah daerah untuk mencapai kinerja kesejahteraan harus tercapai optimal.
Berkaitan dengan capaian kinerja sepanjang tahun yang bsia dibilang cukup memuaskan dengan tidak adanya raport merah sama sekali, dan bahkan raport kuning pun hanya berada di angka 0,0 sekian persen, Sri Sultan mengapresiasi kinerja jajarannya. Pada kesempatan ini beberapa Instasni emndapatkan penghargaan atas kinerja gemilangnya.
Raport diberikan kepada Pengguna Anggaran (PA) dengan capaian kinerja terbaik yaitu Biro Tata Pemerintahan Setda DIY dengan predikat sangat baik. Sedangkan yang terendah Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dengan predikat baik. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dengan capaian nilai kinerja tertinggi yaitu Balai Pelatihan kesehatan dengan predikat sangat baik.
Kinerja terendah yitu Respira dg predikat sangat baik. Untuk OPD yang mencapai WBK terbaik adalah BKD DIY disusul KPPD DIY di Kulon Progo, KPPD di Kota Yogkarta dan Balai Layanan Perpustakaan DPAD DIY. Sedangkan untuk WBBM diraih oleh Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinkes. OPD PA/KPA terbaik dibidang pengarusutamaan gender yaitu Disnakertrans DIY, Dinsos DIY, Dinkes DIY dan Dinkop UMKM DIY Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja.
Selain itu penghargaan pada tokoh gender diberikan pada; GKBRAA Paku ALam sebagai Wakil TP PKK DIY; Nur Hasyim aktivis Rifka Anisa; Dra. Agustina Prasetyo Murniati aktivis gender perintis Komisi anti kekerasan perempuan; terakhir Sri Wahyaningsih aktivis Pendidikan pengelola sekolah alternatif Sanggar Anak Alam Nitiprayan.(Nuryanto/chm)
Load more