“Untuk yang basicnya AstraZeneca, Insya Allah minggu depan booster kita lakukan karena itu hanya bisa pakai Moderna yang levelnya agak beda tapi heterolog. Cuma itu yang direkomendasikan,” jelas Pembajun.
Kick off ini menurut Pembajun akan berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 13 hingga 15 Januari 2022 dengan target 5000 peserta. Perhari, Pembajun mematok target 1500, dan berharap bisa melampaui target.
Setelah lansia dan ASN/Tenaga Pendidikan, program ini akan dilanjutkan dengan masyarakat umum. Pemberian booster vaksinasi ini gratis sesuai dengan imbauan pemerintah pusat. Namun yang menjadi catatatan, tidak seperti vaksinasi sebelumnya, booster ini hanya bisa diberikan melalui Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Pemerintah.
“Fasyankes Pemerintah itu kan terbatas, maka boleh pasien booster dengan Fasyankes yang lain tetapi dengan monitor atau koordinasi oleh Fasyankes pemerintah. Misalnya ada pihak ketiga mau melakukan pelayanan, silakan tapi harus tetap koordinasi dengan pemerintah. Intinya itu tidak boleh lagi sendiri,” papar Pembajun.
Ditanya lebih lanjut mengapa ASN menjadi salah satu yang ditargetkan, selain karena tentunya merupakan pelayanan publik, juga pengkoordiniran lebih mudah dilakukan, mengingat DIY memiliki vaksin jenis AztraZeneca yang harus habis pada akhir Januari ini.
“Ada sekitar 13000 ASN Tendik yang kita prioritaskan. Ketersediaan vaksin sampai akhir bulan ini aman untuk lansia dan ASN ini. Tapi memang kita minta yang primernya Sinovac dulu untuk diprioritaskan. Aztra bulan depan. Dan semua jenis vaksinasi diberikan sama, yaitu setengah dosis,” ungkap Pembajun. (Nuryanto/Buz)
Load more