Miniatur Lokomotif Uap Terbesar di Indonesia Dipamerkan di Stasiun Yogyakarta
- Tim tvOne - Nuryanto
Yogyakarta, tvOnenews.com - Stasiun Yogyakarta menjadi tempat ketiga yang dikunjungi miniatur lokomotif uap DD5208. Miniatur lokomotif ini awalnya dipamerkan selama satu bulan di Lawang Sewu, Semarang, pada tanggal 3-29 Juli 2023 setelah penganugerahan rekor MURI pada 2 Juli 2023 dan Stasiun Surabaya Gubeng pada tanggal 4 - 28 Agustus 2023 lalu.
Miniatur lokomotif ini proses pencetakannya berlangsung di Stasiun Semarang Tawang, merupakan hasil kerjasama Bank Jateng dengan 3D Zaiku Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia.
Kahumas Daop 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo menjelaskan, di Stasiun Stasiun Yogyakarta Tugu, miniatur dengan panjang sekitar 6 meter dengan lebar 80 sentimeter ini dipajang di gedung utama sebelah timur timur, tepatnya setelah boarding gate dan face recognition boarding gate yang berada di antara peron utara dan selatan.
"Berbeda dengan di Lawang Sewu maupun di Stasiun Surabaya Gubeng, miniatur lokomotif uap DD5208 tidak ditutupi dengan etalase, namun miniatur terbuka sehingga pengunjung dapat dengan lebih jelas melihat detail dari miniatur lokomotif," jelas Franoto.
Franoto menambahkan Miniatur lokomotif DD5208 ini memiliki skala 1:4, di mana proses pembuatan miniatur lokomotif ini diawali dengan menggambar 3D modeling tanpa blueprint selama 4 bulan dan hanya dengan melihat referensi foto dan video.
Proses tersebut menghasilkan 1.996 komponen yang selanjutnya dirakit hingga menghasilkan bentuk lokomotif DD52 secara utuh.
Lokomotif uap DD52 adalah salah satu jenis lokomotif uap artikulasi “Mallet” dengan ukuran terbesar yang pernah beroperasi di Indonesia. Lokomotif DD52 memiliki panjang 20.792 mm, dengan bobot 136 ton beserta tender dan mampu berjalan dengan kecepatan maksimum 50 km/jamam.
"Lokomotif ini didatangkan sebanyak 10 unit oleh perusahaan kereta api milik negara, Staatsspoorwegen (SS) sepanjang tahun 1923-1924 dari tiga pabrikan berbeda di Benua Eropa," terangnya.
Tiga lokomotif pertama merupakan buatan Hannoversche Maschinenbau AG (Hanomag), Hanover, Jerman. Tiga lokomotif berikutnya merupakan buatan Sächsische Maschinenfabrik vormals Richard Hartmann, Chemnitz, Jerman.
Sementara itu, empat lokomotif terakhir merupakan buatan Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel (Werkspoor), Amsterdam, Belanda.
Menurut EVP Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, pada dekade 1970an, hanya tersisa dua lokomotif yaitu DD5203 dan DD5208 yang siap operasi. Kedua lokomotif ini beroperasi hingga pertengahan 1970an, dengan keduanya pada akhirnya dibesituakan di akhir 1970an.
Load more