Gunungkidul, tvOnenews.com - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, mengatakan, Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) pada hewan ternak khususnya sapi merebak di Kabupaten Gunungkidul.
Ratusan ternak dilaporkan terpapar penyakit ini.
"Tercatat ada 147 sapi yang dilaporkan terpapar LSD, dimana 2 di antaranya mati," kata Wibawanti, Selasa (28/2/2023).
Ratusan kasus ini, lanjutnya, tersebar di 13 kapanewon di Gunungkidul, dan 6 kapanewon lainnya nihil kasus aktif LSD, di antaranya Kapanewon Playen, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo.
"Ratusan kasus ini ditemukan setelah pihaknya melakukan pemantauan, khususnya yang dilakukan di sejumlah pasar hewan. Petugas kami berhasil mendeteksi dan menemukan sejumlah kasus LSD pada ternak di sana," terangnya.
Menurut Wibawanti, pengawasan ketat sudah dilakukan sebagai antisipasi, yakni dengan mewajibkan semua hewan ternak yang hendak masuk ke pasar hewan untuk diperiksa kesehatannya.
Selain itu, saat ini pihaknya juga berupaya memaksimalkan pengobatan dan meminimalisir lalu lintas ternak yang masuk dan keluar wilayah Gunungkidul. Hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran LSD.
"Sudah kami usulkan sekitar 5 ribu dosis vaksin LSD. Yang pasti saat ini upaya pencegahan penularan penyakit pada ternak kami maksimalkan, termasuk pengawasan terhadap Antraks," ungkap Wibawanti.
Terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widiastuti, mengungkapkan, ada tiga wilayah kapanewon menjadi atensi pengendalian Antraks, masing-masing Kalurahan Hargomulyo di Gedangsari, Kalurahan Grogol di Karangmojo, dan Kalurahan Gombang di Kapanewon Ponjong.
"Semua ternak di tiga wilayah tersebut wajib untuk dilakukan vaksin pencegahan Antraks, setidaknya selama 10 tahun," kata Retno. (Ldhp/Dan)
Load more