Pematang Siantar, Sumatera Utara - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematang Siantar pada periode Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,61 persen (mtm). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi bulan November 2022 yang deflasi sebesar -0,08 persen (mtm). Dengan realisasi tersebut, sepanjang tahun 2022 Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 6,17 persen (yoy).
Secara bulanan (mtm), Kota Pematang Siantar tercatat mengalami inflasi tertinggi kedua dibandingkan seluruh kota IHK di Sumatera Utara Desember 2022. Hal ini diungkapkan Kepala Wilayah Bank Indonesia Kota Pematang Siantar, Teuku Munandar, Jumat (6/1/2023).
Menurut Munandar, Kota Gunung Sitoli tercatat mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,79 persen (mtm), diikuti oleh Kota Pematang Siantar, Kota Medan, Kota Sibolga, dan Kota Padang Sidempuan yang masing-masing mengalami inflasi sebesar 1,61 persen (mtm), 1,54 persen (mtm), 1,44 persen (mtm), 0,64 persen (mtm).
Inflasi di Kota Pematang Siantar pada Desember 2022 utamanya didorong oleh kenaikan harga komoditas cabai merah, beras, dan daging ayam ras. Cabai merah mengalami inflasi sebesar 42,29 persen (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,25 persen.
Sementara itu, beras dan daging ayam ras masing-masing mengalami inflasi sebesar 4,06 persen (mtm) dan 18,91 persen (mtm) dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,19 persen dan 0,16 persen.
Harga cabai merah di Pematang Siantar mengalami inflasi di Desember 2022 setelah sebelumnya mengalami deflasi selama 4 bulan berturut-turut. Hal tersebut tidak terlepas dari peningkatan konsumsi cabai merah menjelang Nataru. Selain itu, cabai merah saat ini telah melewati masa panen raya dan memasuki masa akhir panen, sehingga stok cabai merah mulai menipis di akhir tahun 2022.
Sementara itu, inflasi pada beras tidak terlepas dari adanya peningkatan konsumsi masyarakat menjelang Nataru dan transmisi kenaikan harga BBM ke biaya produksi petani.
Load more