Tebo, Jambi - Kerusakan lahan kelapa sawit milik warga Suku Anak Dalam (SAD) di Desa Muara Killis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi akibat kawanan gajah liar sejak beberapa minggu ini membuat sejumlah warga sekitar semakin panik.
Terkait kawanan gajah ini, kepala BKSDA Resort Tebo hingga saat ini belum bisa memberikan keterangan, dirinya hanya menyarankan untuk konfirmasi dengan pihak BKSDA Jambi.
"Terkait gajah ada baik nyo langasung ke kantor jambi, Maaf sayo blm biso ketemu utk saat ini. Maaf ke kantor Jambi saja, biar semua jelas," kata Hefa Edison, melalui pesan Whatsappnya, pada Selasa (25/10/2022).
Sementara, Direktur WALHI Jambi, mengatakan bahwa akibat ulah gerombolan gajah yang merusak kebun dan pondok tersebut semakin menambah beban petani.
Saat tanaman sawit petani sudah mulai menghasilkan (buah pasir), petani harus disibukkan lagi dengan urusan menghalau gajah, bahkan pondok pun dihajar gajah.
"Akibat ulah gajah ini, saya bersama anggota kelompok tani Sakato Jaya telah menyampaikan masalah kepada pihak BKSDA Provinsi Jambi dan PIKG Muaro Sekalo," terang Abdullah.
Dari penjelasan BKSDA Provinsi Jambi dan PIKG Muaro Sekalo, wilayah yang dikelola masyarakat adalah perlintasan gajah.
"Masyarakat juga bertanya sejak kapan wilayah yang mereka kelola dijadikan perlintasan atau koridor gajah," sebut Abdulah.
Abdullah juga menerangkan bahwa jauh sebelum petani menanam sawit tidak pernah bertemu dengan gerombolan gajah seperti sekarang ini.
"Kalau sekarang ini gerombolan gajah bisa sampai 17 ekor di kebun petani. Sekali berulah bisa menghabiskan 1 sampai 2 hektare sawit petani," ungkapnya.
"Tidak lagi di malam hari, bahkan pagi ke siang pun bisa dijumpai gerombolan gajah tersebut," pungkas Abdullah. (TAR/LNO)
Load more