Pesawaran, Lampung - Puluhan jemaah yasinan warga Desa Lumbirejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, harus dilarikan ke Puskesmas Roworejo, akibat keracunan mi ayam, Minggu (17/7/2022).
Para korban merasakan keracunan setelah mengalami gejala mual, muntah, buang air besar, demam, dan juga pusing. Dari sekitar 49 orang korban keracunan, 9 orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pesawaran karena kondisinya paling parah.
Satu di antara korban keracunan, Diki Alfiano menuturkan, dirinya makan mi ayam di lokasi yasinan. Ia pun pulang ke rumah namun belum mengalami gejala apapun. Selang sehari kemudian, dirinya mengalami sakit perut, mual, pusing dan sakit kepala.
"Makan mi ayam. Selang sehari kemudian, pagi-pagi bangun tidur, perut tidak enak. Perutnya sakit, mual, pusing, sakit kepala dan muntah-muntah," kata Diki Alfiano, Minggu (17/7/2022).
Hal yang sama diutarakan Sunarti, bahwasanya dirinya dikasih mi ayam sama adiknya yang yasinan. Mi itu pun dimakan bersama dengan cucunya.
"Ga ada apa-apa, rasa mi ayamnya enak. Tapi keesokan harinya, saya mengalami muntah-muntah, sering buang air besar, kepala sakit dan badan menggigil," ujar Sunarti.
Sementara itu, tim medis Puskesmas Roworejo, Hartono Budi Santoso, menjelaskan seluruh pasien datang secara bersamaan dengan keluhan yang sama yakni sakit perut, mual, muntah dan sakit kepala. Sebanyak 49 pasien datang ke Puskesmas dan 9 orang dirujuk ke RSUD Pesawaran.
"Tadi ada beberapa yang kami rujuk ke RSUD Pesawaran, karena tidak bisa kami tangani di sini. Sebagian sudah kami pulangkan dan sebagian dilakukan rawat inap di puskesmas untuk dilakukan observasi lebih lanjut," kata Hartono, Minggu (17/7/2022).
Kepala Badan Pembinaan Desa Lumbirejo, Luken Sumarno menceritakan bahwa para pasien ini merupakan satu kelompok majelis taklim. Setiap hari jumat, mereka melakukan kegiatan yasinan secara bergilir dari rumah ke rumah.
"Setelah selesai yasinan, mereka menyantap mie ayam. Usai menyantap hidangan itu, mereka pulang dan malam harinya mengalami mual dan pusing," kata Luken.
Luken menambahkan, tim medis puskesmas pun mendatangi para korban ke rumahnya masing-masing untuk memberikan pertolongan pertama, pada Sabtu (17/7/2022). Namun, sehari kemudian kondisi pasien semakin memburuk sehingga dilarikan ke Puskesmas untuk diberikan perawatan intensif.
"Tim medis kesulitan mencari sampel makanan karena sudah habis dimakan. Kalau mie dan ayamnya merupakan racikan sendiri yang dibeli di warung dan di pasar, sedangkan bumbu beli yang sudah jadi," ungkapnya.
Tim medis, lanjutnya, hanya bisa membawa beberapa sampel makanan yang diracik bersama mi ayam seperti saus dan bumbu lainnya. Peristiwa keracunan itu pun diduga karena ada bahan pembuat mie ayam yang kondisinya sudah tidak baik.
"Kalau sampel mi ayam sudah tidak ada. Tim medis hanya menemukan bungkus sisa saos dan sisa mie yang dimakan," papar Luken.
Pihak desa juga masih menunggu perkembangan terbaru hasil penelitian sampel makanan yang sudah dibawa tim medis dan berharap kondisi semua korban segera membaik. (Puj/Aag)
Load more