Sijunjung, Sumatera Barat - Harga tandan buah segar (TBS) sawit sejak beberapa minggu belakangan hingga hari ini, Sabtu (2/7/2022) masih sangat rendah. Akibatnya ribuan petani sawit di Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Dhamasraya menjerit.
“Pemerintah harus mencari solusi buat rakyat kecil jangan pemerintah menindas rakyat kecil terkhusus petani sawit,” kata Indrawadi, salah satu petani sawit di Kecamatan Kamang Baru, Sijunjung.
Ungkapan senada pun dilontarkan pengusaha muda Kabupaten Sijunjung, Rusdianto (35). “Kami sebagai pemilik kebun kelapa sawit merugi dalam beberapa bulan belakangan ini, maka dari itu sebagai pengusaha kami berharap ke pemerintah pusat agar ada solusi untuk petani sawit supaya harga normal kembali di Kabupaten Sijunjung,” kata Rusdianto.
Selain di Kabupaten Sijunjung, keluhan yang sama juga diutarakan petani sawit di Kabupaten Dhamasraya.
“Apalagi saat ini kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga tidak turun, belum lagi biaya opersional kebun sawit yang cukup tinggi saat sekarang ini. Kalau harga TBS naik akan meningkatkan ekonomi petani sawit kususnya Kabupaten Dharmasraya,” ucap Masrul Maas, salah satu petani.
Sementara itu, pengurus DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Jhon Nasri, mengatakan dengan anjloknya harga TBS maka akan berpengaruh terhadap kelangsungan operasional perusahaan.
“Tujuannya apa sih? Harga yang ditetapkan oleh Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Barat pada saat ini adalah Rp2.428 per kilogram penetapan tanggal 22 sampai tanggal 30 Juni tahun 2022 ini. Selisihnya kalau memang deviasinya harga 15 persen, seharusnya hingga ke petani sawit berkisar Rp2.000 atau Rp1.800 per kilogram,” keluh Jhon Nasri. (bra/wna)
Load more