Palembang, Sumsel - Sebanyak 10 ekor sapi di Kota Lubuklinggau dan dua ekor di Ogan Komering Ilir (OKI), terindikasi terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel telah mengirimkan sampel ke laboratorium di Balai Veteriner Lampung.
Kepala DKPP Sumsel, Ruzuan, mengatakan, belum diketahui dari mana asal sapi-sapi tersebut. Apakah dari luar, atau memang dari petani sapi di Sumsel.
"Masih diperiksa apakah terpapar di peternakan atau karena sapi yang masuk dari luar Sumsel. Sampelnya sudah kami kirim ke laboratorium di Lampung sejak Sabtu (14/5/2022) saat ini masih menunggu hasilnya," ungkapnya, Senin (16/5/2022).
Menurutnya, tim monitoring sudah turun ke lokasi peternakan yang melapor sapi mereka terpapar PMK. Antisipasi pencegahan juga dilakukan dengan cara memberi vaksin atau pengobatan terhadap sapi yang terinfeksi.
"Kita upayakan penyakit PMK itu tidak menyebar lagi ke sapi lain. Penyakit ini juga tidak menular ke manusia," katanya.
Selain itu, DKPP juga akan memperketat lalu lintas atau proses pengiriman hewan. Setiap daerah akan diimbau dalam Rakor untuk mengantisipasi penyebaran virus pada hewan.
Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel, drh Jafrizal, mengatakan, bila nantinya jumlah yang terpapar hanya 12 ekor dan tidak menyebar, maka akan dilakukan stamping out dan tidak ditetapkan sebagai daerah wabah. Tapi kalau menyebar maka dilakukan penetapan status.
"Kami menyarankan Pemda melokalisir lokasi kasus kejadian, karantina, disinfeksi, dan awasi lalu lintas perdagangan hewan. Kalau ternaknya sedikit maka dilakukan stamping out dan disposal untuk limbah-limbah yang ada," tuturnya.
Menurutnya, Sumsel menjadi daerah terancam PMK karena dua daerah tetangga, yakni Lampung dan Bangka yang sudah terjadi kasus. Oleh karena itu, harus melakukan aksi bersama sebagai upaya pencegahan dengan memperketat dalam menerapkan protokol pengendalian dan penanggulangan PMK.
"PMK tidak bersifat zoonisis, jika memegang ternak yang sakit, segera cuci tangan dan alas kaki menggunakan sabun atau disinfektan," tutupnya. (Jpa/Nof)
Load more