Bengkulu - Gelamai merupakan identitas budaya kuliner memiliki makna filosofis solidaritas serta gotong royong dalam tradisi "Ngidak Gelamai" bagi suku Serawai. Gelamai atau dodol merupakan makanan spesial Suku Serawai di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu. Terlebih pada saat hari raya Idul Fitri, makanan khas ini akan menjadi panganan yang wajib tersedia.
Sebelum gelamai terhidang menjadi camilan ketika lebaran, ada proses panjang dalam memasaknya. Saat memasak gelamai, warga Bengkulu biasanya memasak dengan porsi yang banyak. Oleh sebab itu, proses pembuatannya juga harus dilakukan secara bergotong royong.
Biasanya kaum pria secara bergantian akan mengaduk gelamai di atas tungku api dan kuali besar secara bergantian. Masakan tak boleh berhenti diaduk hingga masak. Bila telat diaduk maka gelamai akan mengental sehingga akan sulit untuk dibolak balik.
"Dodol manis atau kalau kami menamainya gelamai banyak ditemukan di Kabupaten Seluma saat lebaran. Ini makanan tradisional yang memasaknya memiliki makna gotong royong," kata Bupati Seluma, Erwin Octavian saat menggelar masak gelamai bersama masyarakat.
Erwin juga mengatakan, diperlukan kerja tim dan kekompakan saat memasak gelamai. Tim itu terdiri dari kelompok yang meracik bumbu serta tim yang mengaduk gelamai, hingga menjadi panganan yang nikmat.
"Masak gelamai ini bermakna cukup mendalam bagi kami masyarakat Seluma, yakni menjaga gotong royong, kekompakan, kegiatan semacam ini akan kami galakkan," ujar Erwin.
Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, kata Erwin, ke depan akan menjadikan makanan khas ini menjadi tradisi rutin. Ada banyak makanan serta jajanan khas Seluma, menurut dia, harus tetap dilestarikan serta memiliki potensi menarik bila dikolaborasikan dengan pariwisata Seluma.
"Banyak kuliner tradisional yang tentunya akan menarik kalau kita kolaborasikan dengan pariwisata Seluma, nanti kita coba akan rencanakan," pungkasnya. (rgo/wna)
Load more