Diduga Sungai Tercemar Limbah Kelapa Sawit, Ribuan Ikan di Sungai Batu-batu Subulussalam Mati
- tim tvOne/Muhammad Roni
Subulussalam, tvOnenews.com - Warga Kota Subulussalam, Aceh, dihebohkan dengan beredarnya dua buah video nelayan yang menunjukkan ribuan ikan berbagai jenis dan ukuran yang tiba-tiba didapati mati dibantaran Sungai Batu-batu.
Dalam video berbahasa daerah Singkil, nelayan ini menyatakan kekecewaan mereka karena ia dan para nelayan sungai lainnya harus kehilangan mata pencarian dengan matinya ikan-ikan di sungai itu. Sebab ia dan para nelayan lainnya menggantungkan mata pencarian dari bernelayan di sungai.
Warga menduga matinya ikan-ikan ini terkait dengan limbah pabrik kelapa sawit PT Mandiri Sawit Bersama, yang berada di hulu sungai yang mulai beroperasi sekitar tiga bulan terakhir.
Terkait video viral ini, pihak PT Mandiri Sawit Bersama menyebut tidak membantah maupun membenarkan kematian ikan-ikan ini akibat limbah pabrik mereka, mencegah dugaan-dugaan yang bisa memicu konflik antar perusahaan dengan warag, ia pun meminta pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk melakukan uji laboratorium terhadap ikan dan air sungai.
"Karena itu belum bisa kita vonis itu gara-gara kita, kita selidiki dulu, kitakan ada DPR, ada DLHK untuk bagian pengawasan, kalau boleh kami sarankan mari kita uji sama-sama, masyarakat dengan DLHK ambil sampel kita bawa ke laboratorium," kata Agus, humas PT Mandiri Sawit Bersama.
Ia juga menyebut pihak perusahaan selalu berupaya melakukan pemeriksaan ke sungai, namun selama ini tidak ditemukan kejanggalan.
"Insyaallah selalu ada, sejauh ini belum ada temuan, kalau memang ada seharusnya di sini duluan yang ikannya mati, tapi saya belum berani juga menyebutkan itu karena limbah atau bukan," kata Agus lagi.
Mencegah asumsi liar, Dinas Lingkungan Hidup Kota Subulussalam (DLHK), bersama dinas Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Kota Subulussalam pun langsung turun ke Sungai Batu-batu untuk mengambil sampel ikan mati dan air sungai, untuk diperiksakan ke laboratorium.
"Kita sudah mengambil sampel ikan itu, dan juga air sungai, nanti secara ilmiah bisa kita ketahui apa sebenarnya penyebab kematian ikan, kita menelusuri sejauh sekitar 20 kilometer," kata Abdul Rahman Ali, Kepala DLHK Subulussalam.
Load more