Aceh Barat, Aceh - Puluhan warga Desa Ujong Kalak, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, memblokir jalan penghubung antar desa. Pasalnya warga dibuat kesal oleh debu yang ditimbulkan akibat operasional truk hauling pengankut batubara milik PT. Bumi Tambang Indah (BTI) yang melintas menuju Pelabuhan Jetty Meulaboh.
Warga yang didominasi oleh kaum hawa dengan tegas menolak melintasnya truk batubara tersebut, karena selain menimbulkan debu, dagangan kue dan nasi uduk mereka juga tidak laku.
Akibat aksi pemblokiran tersebut, truk yang sudah memuat batubara terpaksa harus putar balik, karena tidak bisa melewati jalan lintas desa menuju Pelabuhan Jetty Meulaboh, di Desa Suak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, untuk melakukan aktivitas bongkar muat batubara.
Cut Nursiyah (56), warga setempat, memprotes keras aktivitas pengangkutan batubara yang melintasi jalan tepat di depan rumahnya. Selain mengotori rumah dan halaman, ia juga khawatir dampak kesehatan yang ditimbulkan karena menghirup debu batubara.
“Kami mau mobil batubara jangan lewat sini, kami tidak sanggup menerima debu, debu itu bawa penyakit, mungkin kami sehat sekarang, gara-gara debu ini hari besok kami bisa mati,” tegas Nursiyah.
Warga, kata dia, pernah mengajukan keberatan kepada perusahaan terkait operasional truk pengangkut batubara tersebut. Namun hingga saat ini belum bisa dipenuhi. “Keinginan kami mobil jangan lewat di depan rumah kami, itu keinginan kami,” pungkasnya.
Nursiyah menambahkan, semenjak aktivitas angkutan batura melintas jalan Desa mereka warga setempat sangat di rugikan.
Sementara itu Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) PT. Bumi Tambang Indah (BTI) Hamdani, mengatakan pihaknya sudah mendapat izin dari pemerintah kabupaten setempat untuk melintas. "Kami sudah mendapat izin, bahkan kami sudah ada kesepakatan untuk satu desa kami membayar Rp11 juta, ada 10 desa di Kecamatan Johan Pahlawan yang kami lalui," sebut Hamdani.
Hamdani juga menyebutkan, kalau sebelum angkutan mereka melintas pihaknya juga telah meminta izin kepada kepalad. "Kepala desa juga telah memberi izin kami melintas, kalau ada masalah sebaiknya warga bicarakan dengan desa, tolong kami diberikan jalan untuk lewat," tutup Hamdani. (Chaidir Azhar/Wna)
Load more