Medan, tvOnenews.com - Suasana Gedung DPRD Kota Medan yang biasanya menjadi arena diskusi dan perumusan kebijakan, namun Selasa (18/3/2025) siang Gedung DPRD Kota Medan berubah menjadi medan pertikaian setelah dua anggotanya terlibat baku hantam di dalam toilet.
Insiden ini terjadi di toilet lantai 3 gedung dewan yang melibatkan dua anggota Komisi III DPRD Medan, yakni David Roni Ganda Sinaga dari Fraksi PDI Perjuangan dan Dodi Robert Simangunsong dari Fraksi Partai Demokrat. Perkelahian tersebut sontak menjadi perbincangan hangat di lingkungan DPRD, dimana sejumlah saksi mata menyebut, insiden bermula saat David Roni berjalan menuju toilet dan secara kebetulan diikuti oleh Dodi. Tak disangka, pertemuan itu justru memicu ketegangan.
Menurut seorang sumber di gedung dewan yang enggan disebutkan namanya, menjelaskan konflik dipicu oleh perkataan Dodi yang membuat David merasa tersinggung. Perdebatan pun tak terhindarkan, berubah menjadi adu mulut sengit hingga keduanya masuk ke dalam toilet.
"Saya melihat Tiba-tiba mereka beradu argumen awalnya. Dari sana, suasana makin panas hingga berujung pada aksi saling tendang dan pukul," ujar saksi tersebut.
Situasi semakin tidak terkendali ketika keduanya terlibat kontak fisik lebih serius di dalam toilet. Mereka saling melayangkan tendangan dan pukulan hingga akhirnya petugas keamanan DPRD turun tangan untuk melerai pertikaian.
"Beberapa sekuriti langsung masuk dan memisahkan mereka. Setelah itu, keduanya dibawa kembali ke ruang Komisi III untuk meredakan situasi," lanjut sumber tersebut.
Meski peristiwa ini terjadi di dalam lingkungan DPRD Kota Medan, beberapa pihak tampak berusaha meredam agar tidak menjadi polemik yang meluas. Salah satunya Wakil Ketua DPRD Kota Medan yang juga Koordinator Komisi III, Zulkarnaen SKM. Saat dikonfirmasi, ia meminta agar insiden ini tidak diberitakan dan diperbesar.
"Ini menyangkut harga diri kita (DPRD Kota Medan). Gak usahlah dibesarkan Bang," ujarnya singkat.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Medan, M. Ali Sipahutar, saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahui secara pasti peristiwa tersebut.
"Saya masih mau mengecek kejadian itu bang," katanya singkat.
Sementara itu, menanggapi kabar yang beredar luas di kalangan Dewan dan awak media, Dodi Robert Simangunsong akhirnya pun buka suara. Dodi mengakui dan membenarkan adanya pertikaian dirinya dengan David Roni, tetapi menegaskan bahwa insiden ini bukan berkaitan dengan tugas mereka di Komisi III DPRD Medan.
"Masalah ini sudah lama, Bang, bukan urusan di Komisi III. di komisi, kita baik-baik saja," Dodi kepada sejumlah wartawan di Gedung Dewan.
Dodi menjelaskan bahwa konflik dipicu oleh kebiasaan David Roni yang sering memanggil nama staf komisi, Dodi Tambunan, dengan nada keras.
"Dia sering panggil 'Dodi' dengan suara keras, kesannya seperti menegur saya. Padahal yang dimaksud itu Dodi Tambunan. Saya cuma menegur dia, bilang kalau bisa panggil 'Tambunan' saja supaya tidak salah paham," katanya.
Namun, teguran tersebut rupanya tidak diterima dengan baik oleh David Roni.
"Pas kami ketemu di toilet, saya ingatkan lagi soal itu. Tapi dia malah tersinggung dan membalas dengan tindakan fisik," beber Dodi.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap petugas keamanan DPRD yang menurutnya tidak bertindak adil dalam melerai perkelahian tersebut.
"Saya merasa hanya saya yang dipegang oleh sekuriti, sementara dia (David) tidak. Akibatnya, dia masih sempat mencoba menendang saya dan hampir mengenai perut," sebutnya.
Dodi mengaku masih emosional terkait kejadian tersebut, sehingga enggan memberikan keterangan lebih jauh.
Insiden baku hantam antara kedua Anggota DPRD Medan ini akhirnya sampai ke telinga Badan Kehormatan Daerah (BKD) DPRD Kota Medan. Ketua BKD, Lailatul Badri, memastikan pihaknya akan segera memanggil kedua anggota dewan yang terlibat guna mengklarifikasi kejadian tersebut.
"Kami sudah menerima laporan dari beberapa wartawan mengenai insiden ini. Oleh karena itu, kami akan memanggil kedua anggota dewan yang bersangkutan untuk memberikan penjelasan," ujar Lailatul Badri kepada wartawan.
Ia menegaskan bahwa BKD akan bersikap netral dan objektif dalam menangani kasus ini.
"Tujuan kami bukan untuk menghakimi siapa yang salah atau benar, melainkan untuk memahami duduk permasalahannya. Sampai saat ini, penyebab utama pertikaian masih belum jelas, sehingga perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," tambahnya.
Lebih lanjut, BKD juga akan menelusuri apakah ada pelanggaran etik dalam insiden ini. Jika terbukti ada pelanggaran, maka sanksi akan diberikan sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Sebagai anggota DPRD, mereka harus menjaga etika dan marwah lembaga. Perkelahian seperti ini jelas tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi yang seharusnya mereka junjung," tutup Lailatul. (zul/nof)
Load more