Memperingati 20 Tahun Tsunami Aceh, Penyintas: Rasanya Tidak Lengkap Jika Tidak Mengirimkan Doa di Sini
- Tim tvOne/Antara
"Setiap peringatan tsunami pasti ke sini. Hari-hari biasa, kalau lewat, saya juga menyempatkan diri mampir," katanya.
Lina kehilangan ibu dan adiknya yang tinggal di Punge Jurong saat tsunami melanda. Ia hanya memiliki keyakinan jenazah orang-orang tercinta dimakamkan di kuburan massal tersebut. “Mayat mereka tidak pernah ditemukan, tetapi saya yakin mereka dimakamkan di sini,” katanya.
Lina masih mengingat perbincangan terakhirnya dengan sang ibu yang sedang mempersiapkan acara ulang tahun ke-26 adiknya, Firdaus. “Pagi itu, ibu saya menelepon, bilang ada gempa, dan meminta saya ke sana karena ada kenduri,” ujarnya.
Namun, setelah gempa susulan dan tsunami, Lina mendapati semuanya sudah lenyap. “Pernah ada tetangga yang bilang melihat adik saya berdiri di simpang, tersenyum saat air datang. Itulah terakhir kali dia terlihat,” kata Lina.
Musibah Gempa bumi dan Tsunami 2004 meluluhlantakkan Aceh dan wilayah sekitar Samudra Hindia. Dalam hitungan menit, merenggut lebih dari 170 ribu nyawa dan menghancurkan sekitar 250 ribu rumah, ratusan sekolah, puluhan rumah sakit, dan berbagai infrastruktur vital lainnya.
Pemakaman massal seperti di Ulee Lheue Banda dan Siron Aceh Besar telah menjadi saksi bisu tragedi tersebut, tempat ribuan jenazah dikuburkan tanpa nama. (Ant/wna)
Load more