Pringsewu, Lampung - Masalah minyak goreng masih belum berakhir. Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Pringsewu, Lampung yang diwakili oleh Ketua Komisi II, Maulana M Lahudin beserta tim Satpol-PP kembali melakukan sidak di pasar tradisional yaitu pasar Sarinongko berlokasi di Kecamatan Pringsewu guna melihat ketersediaan minyak goreng.
Dari hasil turun lapangan, tim sidak tidak menemukan adanya minyak goreng dengan harga subsidi atau minyak satu harga saat mengunjungi salah satu toko sembako yang juga menjual minyak. Bahkan minyak curah yang biasanya selalu tersedia kini kosong tidak ada barang.
"Kali ini kita blusukan ke pasar tradisional untuk monitoring serta pengawasan dan memastikan terkait dengan kelangkaan minyak goreng. Karena kemarin kami sudah mengecek ke retail modern dan ternyata juga langka. Dan hari ini kita memastikan ke pasar tradisional bahwa kita tidak menemukan minyak goreng bersubsidi di sini," kata Maulana.
Dengan kondisi yang seperti ini, dirinya meminta kepada pihak pemerintah pusat untuk segera mengambil langkah serta menanggapi masalah ini dengan serius karena masyarakat selalu mengeluhkan soal minyak.
"Ini fakta temuan kita di kabupaten Pringsewu, maka kita menyampaikan kepada pemerintah pusat mohon dengan sangat bapak presiden, ketua DPR RI, ketua MPR dan Kementerian Perdagangan untuk memberikan tanggapan serius terhadap kelangkaan ini. Bayangkan masyarakat menjerit, terlebih ini mau menuju bulan puasa harga mulai naik," ungkap Maulana.
Maulana juga meminta kepada pemerintah daerah untuk turun ke lapangan serta mengadakan pasar murah untuk mengatasi kelangkaan minyak goreng. Kelangkaan minyak goreng ini jangan sampai bulan puasa nanti, dikhawatirkan akan mengganggu ibadah masyarakat sehingga kurang khusyuk karena disibukan dengan urusan rumah tangga seperti berkeliling mencari minyak goreng dan lainnya.
"Kita telah sampaikan kepada bapak Bupati dan jajarannya untuk sesegera mungkin berkeliling ke tingkat kecamatan, syukur kalau sampai di tingkat desa untuk penjualan pasar murah khususnya minyak makan sehingga kelangkaan bisa segera berakhir," harapnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang bernama Santoso menyampaikan bahwa minyak curah di tempatnya kosong sudah hampir sebulan. Bahkan dirinya juga menjual minyak goreng kemasan dengan harga normal, itu pun dengan keterbatasan stok.
"Sudah hampir setengah bulan ini minyak curah kosong, belakangan ini ‘suplier’-nya tidak datang. Kalau pun ada kita jual dengan harga Rp 19 ribu. Kalau minyak kemasan ada tapi harga nya juga normal berkisar Rp20 - 21 ribu itu juga tidak sampai 1 liter dan bukan merek ternama yang masuk kategori subsidi," jelasnya.
Selain pasar tradisional, tim sidak juga menyempatkan diri untuk memeriksa toko retail modern di Kecamatan Ambarawa, namun minyak goreng sudah tidak tersedia atau habis dan tim mendapati bahwa tidak adanya penimbunan minyak yang dilakukan oleh retail-retail tersebut. (Pujiansyah/Lno)
Load more