Agam, tvonenews.com - Pemerintah Kabupaten Agam resmi mengakhiri masa tanggap darurat banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi 8 Juni 2024 kemarin.
Berakhirnya masa tanggap darurat tersebut setelah melakukan perpanjangan pada 25 Mei lalu yang sebelumnya dimulai 11 Mei bulan lalu.
Selanjutnya, penanganan bencana banjir bandang lahar dingin Marapi dilanjutkan dengan proses masa transisi hingga enam bulan ke depan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Edi Busti mengatakan, masa transisi ini akan difokuskan pada penanganan infrastruktur yang rusak akibat bencana serta rencana relokasi warga terdampak.
“Masa transisi ini akan difokuskan perbaikan infrastruktur dan relokasi warga terdampak,” ujar Sekda Edi Busti setelah rapat bersama instansi terkait di Mess Bupati Agam di Bukittinggi, Sabtu (8/6/2024) kemarin.
Sebanyak 128 warga sudah siap untuk direlokasi, 36 masih menunggu keputusan serta tidak bersedia 170 orang. Rencananya, daerah Balingka, Kecamatan Ampek Koto dan Lubuk Basung menjadi daerah relokasi warga yang ditargetkan berjalan selama 6 bulan ke depan.
“Masa transisi selama 6 bulan ke depan, warga yang di pengungsian sudah berada dan disewakan rumah oleh pemerintah dan jika selesai akan ditempatkan di lokasi relokasi tersebut", tambah Sekda kepada tvOnenews.com.
Selain itu, sejumlah infrastrur saat ini sudah berada dalam proses perbaikan, seperti jembatan Bailey yang dibangun TNI sudah berfungsi secara baik dan proses pembangunan fasilitas umum lainnya.
Pemda setempat juga sudah mengeluarkan larangan agar warga yang masih berada di zona merah lahar Marapi untuk tidak membangun pemukiman karena ancaman lahar dingin Marapi masih sangat mengancam keselamatan warga.
"Kita minta warga mematuhi dan memahami ancaman ini, sehingga resiko dapat diminimalisir,” tutupnya. (dml/nof)
Load more