Mandailing Natal, tvOnenews.com - Polda Sumut bekerja sama dengan Polres Mandailing Natal (Madina) selidiki paparan gas beracun yang mengakibatkan keracunan massal di Madina. Polisi melakukan pengumpulan bukti di lokasi sumur tambang PT Sorik Merapi Geotermal Power atau PT SMGP yang diduga sumber gas beracun.
Kapolres Mandailing Natal (Madina) AKBP Arie Sofandi Paloh beserta tim Kimia dan Bahan Beracun (KBR) Gegana Polda Sumatera Utara (Sumut) melakukan olah TKP di Sumur V-1 Welpad V PT SMGP di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi Madina sejak Minggu (25/2/2024).
Kapolres dan pejabat utama, KBR Gegana, tim Labolatorium Forensik (Labfor) Polda Sumut serta tim EBTKE Kementerian ESDM turut serta menyaksikan olah TKP tersebut.
Tujuan dilakukannya olah TKP untuk melakukan pemeriksaan dalam hal penyelidikan penyebab 105 warga Sibanggor Kecamatan Puncak Sorik Marapi dirawat di RSUD Panyabungan dan RS Permata Madina pasca-uji alir Sumur V-1 Welpad V pada Kamis (22/2) lalu.
Tim Labfor dan KBR Gegana Polda Sumut telah mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan laboratoris apakah ada kandungan gas beracun (H2S) yang terhirup warga dari sumur tersebut.
Kapolres Madina mengatakan, sampel yang telah diambil oleh tim dari sumur tersebut akan dibawa ke Laboratorium Polda Sumut untuk dilakukan pemeriksaan.
"Polres Madina dan Polda Sumut telah turun ke Sumur V-1 Welpad V Sibanggor Julu melakukan penyelidikan. Sampel yang telah diambil tersebut nantinya akan kita ketahui setelah diperiksa di laboratorium," katanya.
"Apakah ada hubungannya kandungan gas beracun (H2S) yang dihirup warga sehingga dilarikan dan sempat dirawat di rumah sakit. Nanti akan kita sampaikan," sambung AKBP Arie.
Alumni Akademi Kepolisian Tahun 2005 itu juga menyebut, langkah hukum tetap ditempuh atas peristiwa tersebut.
"Langkah pertama sudah kita lakukan yaitu mengevakuasi warga dan sterilisasi di Sibanggor dan perusahaan. Langkah keduanya adalah penegakan hukum," jelasnya.
Saat itu, semua pasien tertangani dengan baik oleh pihak medis dan situasi di Sibanggor berjalan aman dan kondusif.
Pada Kamis lalu, warga Desa Sibanggor Julu dan Sibanggor Tongga Kecamatan Puncak Sorik Merapi mengalami keracunan massal diduga akibat menghirup gas beracun. Pada hari yang sama perusahaan tambang panas bumi yang beroperasi di sekitar desa sedang melakukan uji alir sumur tambang.
Sumur V-01 sekitar 700 meter dari permukiman warga Desa Sibanggor Julu oleh perusahaan dilakukan pembukaan sumur untuk mengukur kekuatan tekanan panas bumi.
Sementara itu berdasarkan siaran pers tertulis PT SMGP yang dikeluarkan pada Senin 26 Februari 2024, pihak perusahaan membantah ada kebocoran.
"Terkait dengan adanya berita kebocoran gas, PT SMGP menegaskan bahwa tidak ada kebocoran gas di jalur pipa milik PT SMGP, karena sumur V-01 saat ini masih dalam tahap aktivasi sumur dan belum terhubung dengan jalur pipa. Kegiatan aktivasi sumur dilakukan di area lokasi sumur (jarak terdekat dari sumur ke desa 700 meter) dengan mengalirkan gas yang dinetralisir menggunakan Abatement System (sistem penetralisir gas H2S) dan hasilnya dimonitor melalui detektor H2S," demikian tertulis di siaran pers alinea terakhir PT SMGP. (rsr/wna)
Load more