Medan, tvOnenews.com - Debat keempat cawapres yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tadi malam dinilai terlalu banyak gimik. Ketiga paslon kurang menunjukkan kedewasaannya dalam berkomunikasi dan tidak terlalu fokus pada tema debat yang telah ditentukan.
Sikap paslon cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka celingak-celinguk mencari-cari jawaban cawapres nomor urut 3, Mahfud MD dinilai tidak menunjukkan etika. Gibran saat itu menanyakan hal greenflation tanpa pengantar atau penjelasan. Namun, mendengar pertanyaan itu tidak menuruti aturan debat, moderator langsung mengingatkannya untuk menjelaskan terminologi greenflation.
Mahfud pun menjawab pertanyaan dari Gibran dengan menjelaskan ekonomi hijau yang menurutnya merupakan sebuah proses pemanfaatan produk ekonomi dengan didaur ulang (recycle), bukan dibuat baru. Lantas, anak Presiden Jokowi tersebut langsung celingak-celinguk dan kemudian menandaskan respons kalau jawaban Mahfud tidak nyambung.
“Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya, nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau?" kata Gibran.
Kemudian Gibran pun sedikit menjelaskan apa itu inflasi hijau dengan memberikan contoh kasus yang terjadi di negara Perancis. Ia mengingatkan bahwa kasus tersebut sangat berbahaya karena sudah memakan korban dan harus diantisipasi di Indonesia.
Setelah mendengar penjelasan Gibran, Mahfud pun tampak naik darah sehingga ia memberikan respons mengejutkan. "Saya juga ingin mencari, tuh, jawabannya ngawur juga, ngarang-ngarang nggak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada," balas Mahfud dengan sedikit menirukan gimik Gibran itu.
Tak disangka, Mahfud yang bergelar guru besar itu justru tidak mau memberikan jawaban lanjutan walaupun waktu masih tersisa banyak. "Kalau akademis itu, gampangnya kalau yang bertanya seperti itu, tuh recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya dan oleh sebab itu saya kembalikan ke moderator," tandas Mahfud.
Kedua performa debat paslon tersebut cukup menegangkan. Namun, keduanya justru tidak menunjukkan kedewasaan politik. Pengamat komunikasi politik Universitas Andalas (Unand) Padang, Virtuous Setyaka menilai Gibran dan Mahfud terlalu banyak gimik.
“Terlalu banyak gimik yang dimainkan oleh calon-calon itu. (Perdebatannya) semakin tak menarik kalau masih seperti itu cara yang mereka munculkan. Pertama memang secara substantif tidak menguasai topik lebih mendalam," kata Virtuous, Senin (22/1/2024).
Virtuous menilai apa yang ditampilkan oleh para paslon terutama Gibran dan Mahfud tidak menunjukkan kedewasaan dalam berkomunikasi politik. Pasalnya, masing-masing dari mereka memunculkan gimik yang tidak penting sehingga mengaburkan substansi perdebatan.
“Yang kedua juga kalau mau disebut bentuk ketidakdewasaan dalam berpolitik khususnya dalam berperilaku secara umum, iya juga. Sehingga justru akhirnya kalau menurut saya itu menjadi tidak menarik. Akhirnya ya (jadi) semacam panggung atau etalase untuk lebih memperkenalkan siapa calon-calon, hanya semacam pengenalan ke publik siapa sebenarnya mereka," imbuh dosen FISIP Unand itu.
Lantas ketika memperhatikan gelagat Gibran terhadap Mahfud, Virtuous menilai cawapres nomor urut 2 itu tidak menunjukkan etikanya. "Secara umum mungkin bisa saya bilang seperti itu (tidak beretika). Bagi seorang figur publik tidak bisa juga sebebas mengekspresikan apa pun yang ada di kepalanya lalu dia tunjukkan, nggak bisa gitu juga" katanya lagi.
Tak sampai di situ, justru respons balik dari Mahfud Md pun, Virtuous menilai paslon nomor urut 3 itu tidak menunjukkan kedewasaannya juga. Karena, seharusnya masing-masing dapat menahan emosionalnya sehingga bisa menjadi teladan bagi publik dan sejuk dipandang. (iin/nof)
Load more