Medan, tvOnenews.com - Debat calon wakil presiden (cawapres) yang baru saja diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan banyak kejutan. Kejutan itu datang dari performa cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. Gibran tampil dengan cukup menguasai panggung dan bahkan membuat keok kedua lawannya.
Padahal, selama ini Gibran jarang berbicara panjang di depan publik, sekalinya berbicara ia justru blunder. Tak jarang juga ketika ia menghadiri forum publik dan mendapat pertanyaan justru jawabannya tidak nyambung.
Namun kali ini, pada debat ketiga cawapres justru Gibran dinilai tampil maksimal dan mematikutukan kedua lawannya yang lebih senior yakni cawapres nomor urut 1, Cak Imin dan cawapres nomor urut 3, Mahfud MD.
Pengamat komunikasi politik Universitas Sumatera Utara (USU) Syafrudin Pohan, mengatakan performa debat Gibran banyak mengundang perhatian publik dan sangat kontras dari karakter biasanya.
"Secara keseluruhan banyak mengundang pertanyaan publik terhadap Gibran. Kalau kita lihat sehari-hari di ruang publik Gibran ini bukanlah tipe yang scholar, bukan orang yang pintar bahkan sering tidak nyambung lain ditanya lain dijawab, persepsi publik kan seperti itu," kata Syafrudin di Medan Sabtu (23/12).
"Tahu-tahu di debat cawapres ini tiba-tiba konstruksi masyarakat itu menjadi terheran-heran kok bisa begitu mahir, begitu runtut, berisi, berbobot. Itu jadi satu pertanyaan publik. Ada juga analis-analis yang mengatakan bahwa itu menggunakan teknologi berbagai macamlah sehingga dia (Gibran) sudah latihanlah, sudah di-frame," tambahnya.
Syafrudin menilai tampilan Gibran saat debat cawapres justru banyak direkayasa sehingga bisa menang banyak dari kedua rivalnya. Padahal, jam terbang politik Cak Imin dan Mahfud MD sangat jauh berpengalaman dibanding anak sulung Presiden Jokowi itu.
Load more