Medan, tvOnenews.com - Sepekan mendekati hari besar keagamaan umat Nasrani, harga sejumlah komoditi seperti cabai merah alami penurunan yang drastis di sejumlah pasar di Kota Medan.
Di Pasar Tradisional Sukaramai, Jalan Arief Rahman Hakim Medan misalnya, terpantau cabai merah yang sempat menyentuh harga Rp70.000 hingga Rp80.000 per kilogram, kini turun drastis menjadi Rp28.000 per kilogramnya. Sementara untuk cabai rawit dibanderol dengan harga Rp48.000, cabai hijau Rp20.000, wortel Rp3000 dan kentang Rp10.000 per kilogram.
Sementara itu untuk harga bawang merah Rp28.000, bawang putih Rp36.000 per kilogram dan tomat merah segar Rp14.000 per kilogram. Ayam broiler segar juga sedikit alami penurunan dari harga sebelumnya Rp30.000 kini menjadi Rp27.000 per kilogram.
Mak Ros, salah satu pedagang aneka cabai segar menjelaskan turunnya sejumlah harga cabai segar diakuinya karena pasokan yang melimpah dari Kabupaten Karo, Deli Serdang dan pasokan dari daerah-daerah lainnya.
"Kalau harga cabai murah seperti ini, enak juga kita jualnya kak, yang biasa pembeli hanya mampu setengah kilo, karena harga murah di gasnya kak jadi sekilo, buat stok,” kata Mak Ros yang sudah lebih dari 15 tahun berdagang.
“Banyak juga dari pembeli yang menggilingkan cabainya ke penggilingan untuk bumbu dasar aneka masakan agar tahan lama, mana tahu harga cabai naik lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin menjelaskan, harga cabai merah belakangan mengalami penurunan yang sangat tajam. Jika di akhir bulan November sempat menyentuh Rp80 ribuan per Kg di Kota Medan, saat ini harga cabai merah berada di kisaran Rp35 ribu per Kg untuk kualitas bagus. Dan tentunya cabai merah ini punya kualitas yang beragam sehingga harga bisa saja berada dalam rentang Rp28 ribu hingga Rp40 ribuan per kilogramnya.
"Penurunan harga cabai di bulan Desember ini sebenarnya sudah bisa terlihat dari ekspektasi melimpahnya produksi pada bulan Agustus – September mendatang. Artinya produksi cabai merah di Sumut mengalami peningkatan pada bulan Desember ini. Perhitungan tersebut didasarkan pada Indeks Produksi Petani (IPP), yang kala itu (Agustus – November) di atas angka 100," ungkapnya.
Jadi kalau stok melimpah di saat panen, maka potensi penurunan harga berpeluang terjadi di situ. Namun untuk Sumut khususnya, belakangan ini harga cabai merah juga sangat dipengaruhi oleh memburuknya harga cabai di luar wilayah Sumut. Sehingga harga cenderung bertahan mahal meskipun stok atau pasokan cabai memadai.
"Potensi penurunan harga cabai juga berpeluang terjadi jelang Idul Fitri nanti. Karena ada musim panen yang juga meningkat nantinya. Hanya saja yang menjadi catatan adalah saya menemukan petani masih ada yang mengalami kesulitan untuk menanam kembali luas areal lahan yang tersedia. Padahal harga cabai merah periode agustus hingga oktober berada di atas harga keekonomiannya. Harga cabai merah terpantau di atas Rp36.000 per kilogram,” katanya Selasa (19/12/2023).
Catatan penting yang perlu diantisipasi, di mana berdasarkan NTP atau nilai tukar petani hortikultura di Sumut indeksnya juga di kisaran angka 92 pada bulan November. Di bawah 100 yang mengindikasikan petani masih saja belum mendapatkan manfaat yang maksimal dari kenaikan harga khususnya cabai merah yang terjadi sebelumnya.
Kalau menghitung harga keekonomian yang dimulai dari menghitung harga pokok produksi dan rantai distribusi, pada dasarnya cabai merah di Sumut berada di kisaran Rp27 ribu hingga Rp33 ribu harga keekonomiannya.
Namun saya menilai harga tersebut belum mampu mengkompensasi kenaikan biaya pengeluaran baik untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, ditambah dengan masih mahalnya biaya agroinput yang tercermin dari NTP yang masih berada di bawah 100. (sgh/nof)
Load more