Palembang, tvonenenws.com - Kabut asap tebal yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan di dua Kabupaten, Ogan Ilir (OI) dan OKI, semakin memburuk kualitas udara di Kota Palembang. Jembatan Ampera, salah satu landmark Kota Palembang, hampir ditutupi oleh kabut asap yang tebal akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan.
Menurut data dari Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kota Palembang per tanggal 31 Oktober 2023 pukul 11.00 WIB, ISPU masih berada pada angka 187, yang masih masuk dalam kategori tidak sehat. Hal ini sangat mengganggu warga Palembang dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Noval, seorang pengendara sepeda motor, mengungkapkan ketidaknyamanannya dengan kabut asap yang sangat tebal hari ini. "Udara di Palembang sudah tercampur dengan asap karhutla dan telah masuk ke dalam rumah dari pagi hingga siang," ungkap Noval pada Selasa, (31/10/2023).
Ia juga mengkhawatirkan bahwa bau asap yang kembali ke Palembang akan berdampak luas pada kasus penyakit ISPA di kota ini. "Kabut asapnya sangat tebal, sehingga berkendara memerlukan kewaspadaan ekstra. Terutama, di pagi hari, rumah harus tetap ditutup untuk mencegah pencemaran udara," tambahnya.
Warga Kertapati lainnya, seperti Iwan, juga mengeluhkan ketidaknyamanan akibat kabut asap di Palembang yang belum juga mereda. "Kabut asap sangat tebal hari ini, hampir menutupi jembatan Ampera," katanya.
Sementara itu, Kepala Balai Pengendalian PPIKHL Wilayah Sumatera, Ferdian Kristanto, menyatakan bahwa kabut asap yang melanda Palembang berasal dari kebakaran hutan dan lahan di OKI. "Asap dari OI tidak terlalu dominan. Saya berada di perjalanan dari Palembang menuju OI dan OKI saat ini. OI hanya mengeluarkan asap tipis, dan terdapat dua tempat kejadian perkara yang signifikan," ungkapnya.
Ferdian juga menjelaskan bahwa dampak kabut asap di Palembang berasal dari beberapa wilayah kebakaran di OKI, seperti Jungkal (PT. WAJ), HPT Pedamaran (Cinta Jaya), wilayah Riding Suaka Margasatwa Padang Sugihan, dan Pulu Beruang, Cengal. Semua wilayah tersebut terdampak kebakaran lahan gambut, dari yang dangkal hingga dalam.
Petugas yang berusaha memadamkan karhutla menghadapi kendala sulitnya mendapatkan pasokan air, terutama di daerah Jungkal. "Tentu saja, masalah utama adalah pasokan air yang sulit, terutama di Jungkal," tutupnya.
(peb/fna)
Load more