PAlembang, tvOnenews.com - Kabut asap semakin menebal di Kota Palembang, dan situasinya semakin mengkhawatirkan. Kejadian ini disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda dua Kabupaten di Sumatera Selatan, yaitu Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir. Dampaknya sangat dirasakan oleh masyarakat Palembang, yang kini hidup dalam ketidakpastian akibat kualitas udara yang semakin memburuk.
Kualitas udara yang buruk, terutama karena asap Karhutla, telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan dan kualitas hidup penduduk Palembang. Bahkan, asap tersebut telah masuk ke dalam rumah-rumah mereka, bahkan pada pagi hari sebelum matahari terbit.
Kondisi yang semakin memburuk terlihat jelas saat kita melihat Jembatan Ampera yang tersembunyi di balik kabut asap tebal dengan jarak pandang yang hanya mencapai sekitar 100 hingga 200 meter. Ini menjadi salah satu indikator nyata betapa parahnya dampak Karhutla terhadap kota Palembang.
Vivin Lastari, seorang warga Jakabaring, menggambarkan pengalamannya dengan bau asap yang sangat menyengat. Bau tersebut telah merasuki rumahnya melalui ventilasi di Jalan Gubernur Bastari, kecamatan Jakabaring Palembang. Ia berkata, "Hari ini adalah salah satu hari terburuk dengan kabut asap. Pada pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB, bau asap sudah sangat terasa. Terutama di ruang tengah rumah, udaranya telah berubah dari yang sejuk menjadi terisi oleh bau asap."
Pada Selasa (29/9/2023), Vivin Lastari juga mencoba untuk keluar rumah dan merasakan sendiri dampaknya dengan mencium bau asap yang begitu pekat akibat Karhutla. Ia menambahkan, "Kabut asap yang dihasilkan oleh Karhutla sangat menyengat dan tebal."
Kekhawatiran pun muncul di benaknya tentang dampak jangka panjang dari asap Karhutla yang kembali menghantui Palembang. Ia khawatir bahwa kondisi seperti ini dapat memengaruhi pernapasan dan kesehatan penduduk secara keseluruhan. Vivin Lastari mengungkapkan, "Dengan adanya asap seperti ini, penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) saya bisa kambuh lagi."
Situasi ini menunjukkan bahwa perjuangan melawan Karhutla di Palembang masih jauh dari berakhir, dan tindakan segera diperlukan untuk melindungi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat setempat.
(peb/fna)
Load more