Persoalan pencemaran udara tak cuma di Jakarta. Hal serupa terjadi di Kalimantan Barat, Jawa Timur, Jawa Barat dan daerah lainnya. Perbincangan masalah lingkungan hidup juga bergantung pada demografi dan siapa siapa leader yang menghembuskan isu ini di media sosial.
"Ini lah problem kita menarasikan iklim. Dan lingkungan hidup masih hadapi sejumlah tantangan," katanya.
Menurutnya, media belum banyak melihat perubahan iklim punya nilai bisnis secara trafik karena keyword yang masih kalah bersaing dalam alogaritma di google.
"Pencemaran udara, biodiversitas, kerusakan ekosistem dan lainnya, ini mau ke siapa didorong narasi ini agar jadi kebijakan publik. Ini lah kenapa kami bikin acara ini. Kita ingin kandidat calon legislatif, calon kepala daerah mengambil momentum ini," katanya .
Sementara itu, Kepala Konsul AS Medan, Bernard Uadan yang hadir membuka acara mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan ini. Menurutnya, dibutuhkan kerja keras dan berkelanjutan untuk memberikan informasi tentang pentingnya lingkungan hidup.
"Perubahan iklim adalah persoalan yang mendesak saat ini. Penting untuk kita menjadikannya prioritas dalam wacana kita terutama menjelang pemilu 2024," katanya.
Dijelaskannya, jurnalis memiliki kesempatan untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang dampak perubahan iklim, keadaan ekonomi dan masyarakat. Amerika Serikat, lanjut Bernard memiliki program kemitraan jangka panjang yang dirancang untuk menciptakan transisi energi salah satunya di sektor tenaga listrik yang adil di Indonesia.
Load more