Medan, tvOnenews.com – Bagi anda pecinta kuliner, salah satu jajanan tradisional yang wajib anda coba saat ini adalah rujak simpang jodoh. Meski sudah ada sejak tahun 1950-an namun rujak simpang jodoh tak pernah sepi pembeli, bahkan hingga saat ini jajanan tradisional ini makin tambah eksis.
Dibalik eksistensinya, ternyata rujak ulek ini memiliki sejarah yang unik. Berada di kawasan Simpang Jodoh Pasar VII Tembung, Kecamatan Percut Sei tuan, rujak simpang jodoh sudah menjadi salah satu icon Kota ini.
Jika dilihat dari keunikan namanya, konon ceritanya rujak simpang jodoh ini dipercaya masyarakat setempat bisa mendapatkan jodoh. Pasalnya, dahulu lokasi ini ternyata menjadi tempat nongkrong muda-mudi dan pekerja perkebunan.
Di tempat ini lah mereka saling berinteraksi sambil menikmati jajanan rujak di sore hari. Biasanya setiap hari weekend dan tanggal merah lokasi ini ramai di kunjungi muda-mudi hingga larut malam. Tak sedikit dari mereka menemukan jodohnya di sini.
“Masa dahulu itu, zaman nenek-nenek saya jualan tahun 50-an di sini, buka dari jam 3 siang sampekla malam. Jadi kalau sudah sore banyak orang pulang kerja di Tembung ini nongkrong di sini sambil makan rujak. Laki-laki, perempuan berkumpul di sini, disimpang ini. Kenal-kenalan lah kan orang-orang pekerja itu.
"Jadi kalau sudah hari libur, tanggal tanggal merah makin ramailah orang duduk-duduk sore entah dari mana-mana aja berbaur sampailah ada yang dapat jodohnya disini. Karena itulah dibilang orang ini simpang jodoh. Memang banyak orang nyarik jodoh disini, pacar-pacaran mereka kan kemarilah,” ucap Icha, salah seorang pedagang rujak ulek simpang jodoh. Minggu (30/07/2023).
Di temani lampu sentir, para pedagang rujak simpang jodoh meraup pundi-pundi rupiahnya. Namun kini rujak ulek simpang jodoh sudah mengalami peremajaan, sehingga para pedagang tak lagi menggunakan gerobak dan lampu sentirnya.
“Dahulu orang-orang nenek jualan masih pakai gerobak sama lampu sentir, ih sedih kali kalau ingat zaman-zaman waktu kecil. Kalau mau jualan kami dorong la itu gerobak, kalau gelap sorekan dipasanglah itu lampu sentir tapi sekarang alhamdulillah kami sudah dapat bantuan pemerintah, jadi pakai steling sekarang,” jelasnya.
Dikatakan Icha, seluruh pedagang yang berjualan rujak di simpang jodoh merupakan usaha turun temurun yang sudah diwariskan hingga generasi kedua dan ketiga. Hal inilah yang membuat rasa bumbu khas rujak simpang Jodoh tak pernah berubah.
“Rata-rata disini yang jualan sudah lama-lama karena kami kan penerusnya. Seperti saya ini, saya sudah generasi ketiga disinilah mata pencaharian kami. Makanya rujak kami ini rasanya masih sama, karena kami-kami aja yang jualan istilahnya keluarga lah ini bukan orang lain,” sebutnya.
Untuk kelezatan rasa, rujak ulek ini tak jauh berbeda dengan rujak pada umumnya. Hanya saja bumbu rujak simpang jodoh punya khas tersendiri yakni menggunakan pisang batu dalam olahannya. Penggunaan pisang batu di percaya mereka mampu mencegah sakit perut bagi orang yang mengkonsumsi rujak dengan rasa yang pedas.
Tak hanya itu dalam penyajiannya, rujak simpang jodoh menggunakan resep turun temurun yang masih dipakai sampai saat ini. Biasanya bumbu rujak hanya akan diolah jika ada konsumen datang membeli, hal ini dilakukan agar kesegaran dan kelezatan bumbu dan buah masih tetap terjaga kualitasnya.
“Ada perbedaannya, cuma ya itulah kami pakai pisang batu tidak pakai air kalau rujak lain kan kadang bumbunya mereka masak kalau kami diulek. Untuk bumbunya dari nenek dahulu seperti itu. Pakai pisang batu katanya agar tidak sakit perut makannya sama itu kalau bumbu rujaknya dibuat saat ada yang beli aja supaya segar. Ciri khasnya itu,” katanya.
Dalam satu hari Icha mampu menjual 30 hingga 50 bungkus rujak, sementara di hari weekend dikatakannya sekitar 100 bungkus mampu ia jual dari pagi hingga menjelang malam hari.
“Pendapatan alhamdulillah, rezeki-rezekian. Satu hari nanti mau dapat 50 bungkus, kadang 40 bungkus, kadang 30 bungkus. Tidak tentulah, Kalau hari merah pun nanti dapat 100 bungkus bahkan kadang lebih tidak sampai malam sudah segitu, kalau namanya rezeki lagi bagus,” tegasnya.
Dikawasan ada sekitar 35 stand pedagang rujak ulek simpang jodoh. Untuk harga rujak simpang jodoh rata-rata mereka membandrol dengan harga Rp20.000 per porsinya. Lokasi ini pun ramaia dikunjungi saat hari weekend dari sore hingga malam hari. Tak heran jika lokasi ini sering mengalami kemacatan yang panjang.
Bagaimana, apakah anda tertarik berkunjung menikmati kuliner legend simpang jodoh. (zul/cai)
Load more