Pelleng, Makanan Khas Suku Pakpak Simbol Keberanian untuk Berperang
- Martin Sitohang
Menurut Pembina DPP Himpunan Masyarakat Pakpak (Himpak) ini, pelleng ini juga dijadikan sebagai simbol penyemangat untuk semangat bekerja, tapi tidak khusus hanya untuk itu. Misalnya mau testing kuliah atau melamar polisi atau tentara, diberangkatkan.
“Pelleng ini makanan khas nenek moyang dan ada juga memakai pelleng ini sebagai tradisi, yang masih aliran seperti ziarah ke Sicike cike Soloman Pupung kita dulu. Itu lah dibuat disitu. Jadi kelihatannya yang disalurkan kalau acara Sicike Cike Sulang Sipitu Marga, dan itu juga dulu, Pellengnya masih pakai darah. Darah ayamnya itu tetap dipakai. Karena sekarang sudah ada pantangan agama, sudah banyak juga yang tidak pakai, Terutama agama Muslim.Jadi kalau ditanya kapan mulai memang dari nenek moyang, seperti kami lah, Sipitu Marga. Nnenek kami dulu bertamu ke Sicike cike, Desa Bagun, Kecamatan Parbuluan, kalau ziarah bersama," paparnya.
Tumpu Capah menjelaskan, pelleng dibuat menjadi makanan keluarga. "Karna kita juga sudah terbiasa makan, kadang-kadang kita minta dibuatkan. Jadi bedanya zaman dulu sama sekarang, malahan pelleng ini semakin berkembang. Kalau dulu mungkin makanan penyemangat dan sekarang ini menjadi makanan biasa bagi tiap keluarga. Sekali-sekali kalau pingin dibuatkan. Malah ada yang menjual. Jadi fungsinya tetap sudah menjadi makanan khas dan sudah menjadi makanan rakyat," imbuhnya. (mjs/nof)
Load more