Padang, tvOnenews.com - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menilai manfaat yang didapatkan masyarakat daerah itu dari kegiatan PENAS Tani Nelayan XVI jauh lebih besar dari pada anggaran Rp100 miliar yang dikeluarkan.
“Secara ekonomi, perputaran uang selama pelaksanaan acara nasional itu lebih dari Rp250 miliar. Itu hanya pada saat acara. Ada kesepakatan dagang antara pelaku usaha yang kemungkinan masih akan berlanjut setelah acara. Nilainya bisa terus berkembang," katanya di Padang, Sabtu (17/6/2023).
Selain itu, petani di Sumbar juga mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru tentang teknologi pertanian yang lebih maju, seperti smart farming dan teknologi pengolahan sawit hingga menjadi minyak goreng.
Ada pula pengetahuan tentang pemanfaatan alat pertanian (alsintan) yang telah menggunakan teknologi sehingga makin memudahkan pekerjaan petani.
“Manfaat ini sesungguhnya tidak bisa diukur dengan uang karena akan mengubah banyak hal tentang pertanian di Sumbar," ujarnya.
PENAS Tani Nelayan XVI juga menjadi momentum kebangkitan petani milenial di Sumbar. Petani ini adalah petani masa depan yang akan mengembangkan pertanian pintar yang mengedepankan teknologi dan menjadi penyangga pertanian organik yang lebih sehat.
Para petani milenial adalah salah satu harapan untuk menjaga ketersediaan pangan nasional saat isu perubahan iklim global semakin mengemuka.
Selain itu, ajang PENAS Tani Nelayan XVI juga membuka peluang kerjasama antarprovinsi seperti Sumbar-Jawa Timur yang nilainya mencapai ratusan miliar.
“Melihat banyak keuntungan yang tidak hanya dirasakan oleh pemerintah tetapi juga masyarakat luas terutama petani dan pelaku UMKM, maka anggaran sebesar Rp100 miliar yang dikeluarkan pemerintah daerah rasanya tidak lah sia-sia," ujarnya.
Apalagi, katanya, anggaran sebesar Rp100 miliar itu tidak dikeluarkan langsung dalam satu tahun anggaran tetapi anggaran total yang dikeluarkan untuk persiapan sejak 2021," katanya. (ant/nof)
Load more