Pelecehan 36 Siswa SD di Lampung Tengah, 10 Korban Alami Perilaku Menyimpang
- Tim Tvone/Pujiansyah
Lampung Tengah, tvOnenews.com - 10 dari 36 siswi sekolah dasar (SD) korban asusila seksual melalui video call seks di Kabupaten Lampung Tengah, terindikasi memiliki perilaku menyimpang dan memerlukan pendampingan khusus psikologi untuk memulihkan perilaku anak agar kembali normal selayaknya rentang usia anak-anak.
Jumlah korban yang mengalami perilaku menyimpang tersebut mengalami penambahan dari sebelumnya 7 orang kini menjadi 10 orang.
Penambahan korban yang memiliki perilaku menyimpang setelah Unit Pelayanan Terpadu (UPTD) Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Lampung Tengah melakukan pemeriksaan kejiwaan dan psikologi.
Perilaku menyimpang yang dialami korban tersebut akibat dari eksploitasi anak dengan cara tindakan asusila melalui video call yang dilakukan pelaku RB (30) warga Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, yang saat ini telah ditangkap petugas Satreskrim Polres Lampung Tengah.
"Para korban ini awalnya ada yang memiliki perilaku menyimpang dimana anak laki-laki mencium teman laki-laki. Kemudian ada anak perempuan menempelkan kemaluannya di pojok meja," kata Ahmad Nasiku, Kepala Sekolah SD Negeri 2 Bandar Agung, Kabupaten Lampung Tengah saat dikonfirmasi tvOnenews.com, Rabu (8/3/2023).
Setelah dilakukan asesment, lanjut Ahmad Nasiku, perilaku menyimpang itu mulai membaik dan menghilang. Perilaku dan aktivitas anak sudah kembali normal dan dapat mengikuti pembelajaran dengan normal.
"Alhamdulillah. Setelah dilakukan assestment dan pendampingan oleh Dinas PPA Lampung Tengah maupun LPA Lampung Tengah, perilaku anak-anak sudah normal. Pembelajaran juga berjalan dengan normal," bebernya.
"Untuk pergaulan di sekolah, anak-anak sudah lebih ceria dalam bermain seperti sebelum dilanda kejadian ini," tambahnya.
Sementara itu, Kepala UPT PPA Lampung Tengah, Yusrizal Indrajaya mengatakan terdapat 10 korban siswi SD yang memiliki perilaku menyimpang dan memerlukan pendampingan khusus psikologi.
"Yang sudah saya koordinasikan dengan psikolog bahwa terdapat 10 orang korban yang perlu pendampingan khusus untuk dilakukan assesment kembali. ," kata Yusrizal.
Ia mengungkapkan pihaknya akan melakukan kembali assessment terhadap para korban asusila seksual hingga kembali normal dan menjalani kehidupan seperti semula.
"Assessment tetap akan kita lakukan kembali oleh psikolog sampai dengan mereka dinyatakan normal," ungkapnya.
Load more