Tanjungpinang, tvOnenews.com - Lorong Bintan hanya berjarak "sepelemparan batu" dari Pelabuhan Penumpang Sri Bintan Pura Tanjungpinang. Ya sangat dekat.
Pelancong yang baru tiba melalui perjalanan laut cukup hanya berjalan kaki untuk sampai ke lokasi Lorong Wisata itu.
Lorong Bintan terletak di kawasan Kota Lama Tanjungpinang. Dulu, lorong ini memiliki citra negatif. Sering dijadikan tempat mangkal PSK, Pekerja Seks Komersil. Tapi citra itu perlahan hilang setelah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Bertuah dan Cermin Indah bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang melakukan penataan.
Dinding rumah warga di sepanjang lorong itu dihiasi dengan 26 lukisan mural dan aneka hiasan khas Tiongkok. Lukisan mural tidak hanya menyajikan keindahan seni rupa, tetapi juga memberikan cerita tentang gambaran kehidupan sosial masyarakat etnis Tionghoa masa lampau di Tanjungpinang.
Keberadaan lukisan ini menjadi daya tarik bagi wisatawan. Tidak sedikit warga setempat termasuk pelancong yang menjadikannya sebagai latar belakang untuk berfoto.
Terlebih dengan adanya pakaian khas Tiongkok yang disewakan Pokdarwis Bertuah dan Cermin Indah. Dengan mengenakan pakaian Cheongsam dan Hanfu, pengunjung yang berfoto di lorong ini terasa layaknya sedang berada di Negeri Tirai Bambu.
"Pakaian itu kami sewakan. Cukup bayar Rp 25 ribu untuk setiap kostumnya," ujar Melly, salah seorang anggota Pokdarwis Bertuah dan Cermin Indah, Rabu (1/3/2023).
Menikmati Teh Cina Sambil Menikmati Bunga Anggrek
Selain berfoto sambil menyusuri kehidupan masyarakat etnis Tionghoa Tanjungpinang di masa lampau, di lorong ini juga pengunjung bisa menikmati indahnya anggrek sembari menyeruput teh Cina.
Pokdarwis Bertuah dan Cermin Indah mengelola Studio Cafe Anggrek menawarkan suasana keakraban dalam suasana tradisi minum teh.
Pokdarwis juga dengan sukarela memberi pengetahuan bagaimana cara meminum teh dalam tradisi Tiongkok. Tentang bagaimana memegang cangkir, menuangkan, hingga menenggaknya.
Suasana akrab ini ditunjang suasana yang nyaman oleh deretan aneka jenis anggrek yang dipasang di etalase dan dinding cafe.
"Di sini kami juga memberikan pengetahuan seputar anggrek," terang Melly.
Mulai dari bagaimana menyiapkan media tanam, cara menanam, hingga bagaimana merawatnya.
"Melalui anggrek kami juga berupaya mengedukasi pengunjung tentang bagaimana peduli terhadap lingkungan," jelas Melly.
Anggrek-anggrek ditanam di Cafe Studio Anggrek umumnya ditanam di wadah yang memanfaatkan barang limbah. Mulai dari gelas plastik bekas air mineral, kayu dan batang bekas, hingga plastik bekas.(KSH/LNO)
Load more