Medan, tvOnenews.com - Sejumlah lapangan usaha seperti penyedia jasa akomodasi makan dan minum, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan di Sumut masih berpeluang untuk tumbuh meskipun sedikit mengalami perlambatan (turun). Sementara untuk sektor informasi dan komunikasi masih berpeluang untuk tetap tumbuh di kuartal pertama tahun 2023 ini.
Hal tersebut dikatakan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, secara kuartalan di awal tahun ini, industri pengolahan diproyeksikan tumbuh -0.05 persen hingga 0.05 persen. Lalu, sektor pertanian kehutanan dan perikanan diproyeksikan tumbuh -0.03 persen hingga 0.01 persen.
“Sektor perdagangan seperti reparasi mobil dan motor diproyeksikan tumbuh sekitar 0.01 persen. Sejauh ini masih bergerak stagnan dengan kecenderungan mengalami penurunan dibandingkan dengan kuartal keempat tahun lalu. Untuk lapangan usaha konstruksi, diperkirakan tumbuh negatif di kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sejumlah lapangan usaha lainnya berpeluang bergerak melandai,” jelas Gunawan, Jumat (24/2/2023) siang.
Dosen UISU ini juga menjelaskan, untuk pertumbuhan ekonomi perlu didorong dari sisi pengeluaran pemerintah. Kalau dari sisi pengeluaran atau belanja masyarakat, ini kecenderungan bergerak stagnan bahkan dengan kecenderungan melemah dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya. “Kecuali ada dorongan daya beli yang dikendalikan lewat skema bantuan sosial,” pungkasnya.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kuartal pertama tahun ini menjadi tolok ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi hingga tutup tahun nantinya. Sejauh ini, inflasi di banyak negara atau bahkan di Sumatera Utara sekalipun masih bertahan tinggi.
“Harga komoditas unggulan Sumut seperti sawit, karet, kopi cenderung mengalami penurunan sejak kuartal ketiga tahun lalu. Kecuali kakao (cokelat) yang harganya membaik sejak tahun lalu. Tetapi dominasi sawit cukup besar di wilayah Sumut dan harganya mendatar di kuartal pertama 2023 ini dibandingkan dengan kuartal keempat tahun sebelumnya. Yang tentunya menekan daya beli masyarakat Sumut, khususnya masyarakat yang masuk dalam sektor ekonomi pertanian,” pungkasnya.
Load more