Diduga Sengaja Tabrakan Dirinya, Pejalan Kaki Di Takalar Sebabkan Kecelakaan Maut
- Idris Tajannang
Takalar, tvOnenews.com - Sebuah rekaman cctv kecelakaan maut antara pengendara motor dan pejalan kaki viral di media sosial. Kecelakaan ini terjadi pada Selasa, (8/4/2025) lalu sekitar pukul 15.00 Wita di jalan poros trans Sulawesi, tepatnya di jalan Ranggong Dg Romo, Panaikang, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
Dalam rekaman cctv yang kini viral di media sosial memperlihatkan pejalan kaki menabrak pemotor yang dikendarai oleh Jumaldi (16) dan neneknya, Daeng Raba (73), warga Dusun Lakatong, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar.
Menurut keluarga korban, Darmawati Daeng Ngasseng meskipun Jumaldi dan neneknya sempat dilarikan ke rumah sakit Padjonga Daeng Ngalle Kabupaten Takalar, namun nyawa Jumaldi tidak bisa diselamatkan.
"Sempat ji dibawa ke rumah sakit Jumaldi dan neneknya, tetapi sampai di rumah sakit, Jumaldi dinyatakan meninggal dunia," kata Darmawati Daeng Ngasseng, Tante korban. Selasa (15/04/2025)
Ia juga mengatakan jika dalam rekaman CCTV itu terlihat pejalan kaki tersebut berdiri di pinggir jalan sambil menunggu korban melintas.
"Setelah sepeda motor yang di kendarai oleh jumaldi dan neneknya berdekatan, si pejalan kaki, lansung berlari dan terlihat sengaja menabrakkan dirinya ke sepeda motor,"U ujarnya.
Akibat kejadian itu, Jumaldi meninggal dunia, sementara neneknya masih terbaring di rumah sakit.
AKP Malik, Kasat Lantas Polres Takalar membenarkan kejadian itu dan pihaknya masih mengejar si pejalan kaki yang terlibat kecelakaan dengan korban Jumaldi.
"Korban sedang berkendara dengan membonceng neneknya dan saat itu ada pejalan kaki yang menyeberang dan menabrak pengendara sepeda motor. dalam kasus ini pengendara sepeda motor meninggal dunia," kata AKP Malik, Selasa (15/4/2025).
AKP Malik mengtakan akan terus menyelidiki kasus ini guna mengungkap motif sebenarnya.
"Sementara juga kami mengejar pejalan kaki tersebut yang diduga kabur mengendarai sepeda motor usai kejadian itu," tutupnya.
Keluarga ungkap Jumaldi Adalah Sosok Pekerja Keras sekaligus Tulang Punggung Kedua Adik dan Neneknya
![]()
Suasana duka masih menyelimuti rumah sederhana di Dusun Lakatong, Desa Bontomanai, Kecamatan Mangngarabombang, Kabupaten Takalar.
Di rumah itu, tangis keluarga pecah mengiringi kepergian Jumaldi (16), seorang remaja kelas 2 SMK yang meninggal dunia dalam sebuah insiden tragis, Selasa (8/4/2025).
Jumaldi meninggal dunia setelah ditabrak oleh seorang pejalan kaki saat ia tengah membonceng neneknya di Jalan Poros Trans Sulawesi, tepatnya di Jalan Ranggong Dg Romo, Kecamatan Pattalassang.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat, menyisakan luka dan tanda tanya yang mendalam bagi keluarga.
Bagi keluarga dan teman-temannya, Jumaldi bukanlah sekadar remaja biasa. Ia adalah sosok yang dewasa sebelum waktunya.
Di usia yang masih belia, Jumaldi memikul tanggung jawab besar sebagai tulang punggung keluarga.
Sejak kedua orang tuanya bercerai dan meninggalkannya bersama dua adik kandungnya, Jumaldi tinggal dan dibesarkan oleh sang nenek yang kini telah berusia 73 tahun.
“Jumaldi itu anak pertama dari tiga bersaudara. Meskipun masih sekolah, dia tidak pernah tinggal diam. Pulang sekolah, dia langsung kerja. Kadang ngojek, kadang cari ikan untuk dijual. Semua dia lakukan demi adik-adiknya dan neneknya,” cerita Darmawati Daeng Ngasseng, tante Jumaldi, sambil mengusap air mata, Selasa (15/4/2025)
Menurut Darmawati, sejak kecil Jumaldi dan adik-adiknya memang hidup dalam keterbatasan.
Rumah mereka sudah tak layak huni, sehingga sang nenek memutuskan untuk membawa mereka tinggal bersamanya.
“Sejak SD dia sudah tinggal sama neneknya. Ibunya kerja di Malaysia sebagai TKI dan sudah menikah lagi di sana. Ayahnya juga sudah beristri dan tinggal di Morowali. Jadi bisa dibilang, cuma neneknya yang selama ini merawat mereka,” jelas Darmawati.
Meski hidup dalam kondisi sulit, Jumaldi tidak pernah mengeluh. Ia dikenal ceria, ringan tangan, dan penuh semangat.
Jumaldi tak malu bekerja apapun selama bisa membantu keluarga. Teman-temannya mengenalnya sebagai pribadi yang hangat dan suka membantu.
Dalam diamnya, Jumaldi memikul beban yang seharusnya belum menjadi tanggung jawabnya.
“Dia anak yang baik. Selalu bantu om dan tantenya juga. Kadang kalau kami butuh tolong antar barang atau bantu bersih-bersih, dia langsung gerak. Tidak pernah mengeluh. Semua dilakukan dengan senyum,” kata Darmawati.
Namun, senyum itu kini telah tiada. Kematian Jumaldi meninggalkan luka yang dalam, terutama bagi nenek dan kedua adiknya.
Keluarga masih sulit menerima kenyataan bahwa satu-satunya harapan mereka telah pergi dengan cara yang tragis dan penuh kejanggalan.
"Saat kami lihat rekaman CCTV, ada yang aneh. Seperti ada unsur kesengajaan. Pejalan kaki itu tiba-tiba muncul dan langsung menabrak Jumaldi. Setelah itu, dia kabur. Kalau tidak merasa bersalah, kenapa lari?” ucap Darmawati dengan nada kecewa.
Pihak keluarga berharap polisi segera mengungkap motif di balik peristiwa ini. Mereka ingin ada kejelasan dan keadilan bagi kepergian Jumaldi.
“Kami tidak ingin menuduh, tapi kami juga berhak tahu. Kami kehilangan cahaya di rumah ini. Jumaldi itu bukan cuma anak, dia adalah harapan. Kami ingin keadilan untuk dia,” tutup Darmawati penuh harap.
Kini, yang tersisa hanyalah kenangan. Seorang remaja tangguh, yang semasa hidupnya lebih banyak memberi daripada menerima.
Meski usianya muda, ketulusan dan kerja kerasnya telah menjadikannya sosok dewasa yang menginspirasi.
Kepergiannya menyisakan duka, tapi juga sebuah kisah tentang cinta, tanggung jawab, dan pengorbanan yang begitu besar. (itg/frd)
Load more