Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan - Untuk meningkatkan produktifitas komoditas jagung Aliansi Stewardship Herbisida Terbatas (Alishter) menggelar pelatihan teknologi penyiapan lahan bagi petani di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Menurut Ketua Alishter Indonesia, Muliady Benteng, dengan pelatihan penyiapan lahan ini, nantinya para petani jagung bisa meningkatkan produksi tanpa khawatir resiko kecelakaan kerja meski menggunakan herbisida.
"Insya Allah tahun ini kita sudah jadwalkan akan melakukan pelatihan di 42 kabupaten/kota di 21 provinsi yang potensi penggunaan herbisidanya sangat tinggi. Kita ada alat yang bisa membantu petani mengurangi resiko kontaminasi langsung dengan hesbisida agar mengurangi kecelakaan kerja," ujar Ketua Alishter Indonesia, Muliady Benteng.
Sementara itu Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Kamsina menyambut baik Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung dan Closed Loop Knapsack Sprayer (CLKS) dirangkaikan dengan pelatihan petani.
"Kita berterimakasih karena dijadikannya Kabupaten Gowa sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini. Kita berharap, mudah-mudahan dengan kegiatan ini, seluruh petani bisa meningkat penghasilannya, sehingga kedepan semakin sejahtera dan bahagia," ujar Kamsina, Pj. Sekda Kabupaten Gowa.
Ia menuturkan, produksi beberapa komoditas pertanian di subsektor tanaman pangan dan hortikultura Gowa. Seperti, padi, jagung dan hortikultura dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun 2020 luas tanam komoditas padi seluas 69.144 Ha dengan produksi sebesar 416.778 ton meningkat dibanding tahun 2019 seluas 62.643 Ha dengan produksi sebesar 403.540 ton atau meningkat sebesar 3,28 persen untuk produksi padi.
Demikian pula untuk komoditas jagung terus mengalami peningkatan, luas tanam pada tahun 2020 seluas 53.455 Ha 48.194 Ha dengan produksi sebesar 296.846 Ha meningkat dibanding tahun 2019 seluas 48.194 Ha dengan produksi sebesar 288.200 ton atau meningkat 3,00 persen untuk produksi jagung.
"Capaian peningkatan produksi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang kuat dari Pemerintah Provinsi Sulsel serta pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI," ungkapnya.
Kamsina berharap dengan adanya kegiatan ini para petani bisa menciptakan praktek budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan. Karena kata dia, selama penggunaan herbisida dalam pertanian cukup tinggi yang akan berdampak pada pencemaran lingkungan.
"Kami sangat mengapresiasi dan memberikan dukungan kepada Alishter yang telah memberikan pelatihan penggunaan pestisida terbatas yang diharapkan nantinya dapat menciptakan praktek budidaya pertanian yang berwawasan lingkungan," harapnya.
Senada juga disampaikan oleh Prof. Muhammad Azrai yang mewakili Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Dia berharap dengan adanya kegiatan ini produksi jagung di Indonesia khususnya di Gowa bisa meningkatkan drastis.
"Karena dengan adanya Covid-19, jagung akan semakin langka, banyak negara-negara yang produktivitas menurun. Dengan demikian kita di Indonesia diharapkan mampu tetap melanjutkan swasembada yang berkesinambungan sehingga cita-cita dan harapan di 2045 bisa menjadi lumbung pangan," bebernya.
Prof. Muhammad Azrai juga mengungkap jika kementerian sangat mendukung adanya terobosan dan inovasi didalam dunia pertanian untuk menyokong perkembangan swasembada pangan di Indonesia.
"Kami dari kementerian sangat mendukung adanya terobosan dan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian. Karena di tahun-tahun mendatang sudah waktunya kita menuju pada pertanian 4.0 seperti yang sementara dan sedang dijalankan oleh Kementerian Pertanian saat ini," tutupnya.
(Wawan Setyawan/ASM)
Load more