"Polisi belum berani mentersangkakan terduga pelaku, sehingga penasehat hukum dan keluarga korban merasa kasus ini tidak berjalan dengan baik," pungkasnya.
Tidak hanya itu, Penasehat Hukum korban juga mengaku jika kasus yang menimpa korban tidak mendapat perhatian khusus dari lembaga perlindungan anak.
"Bayangkan, pihak kepolisian tidak merekomendasikan Korban untuk di dampingi oleh lembaga perlindungan anak dalam hal ini dinas PPA, termasuk juga adanya psikolog. Jadi kami menganggap kasus ini kurang direspon baik oleh pihak Polres Takalar," tegasnya.
"Kurang bukti apalagi, dilokasi kan pasti ada sidik jari, seperti di jendela rumah korban yang menjadi tempat masuknya pelaku kedalam rumah. Kecuali polisi belum lakukan identifikasi di tkp, bisa jadi akan sulit mengungkapnya," sambung Asrul.
Janggalnya lagi kata Asrul, pihak penyidik polres Takalar jarang berkordinasi dengan penasehat hukum ataupun pihak keluarga korban.
"Padahal kami punya nomor kontak di penyidik, makanya kami tidak tau progres perkembangan kasus klien kami. nanti kami yang menelpon baru kami tau perkembangannya. Kami berharap, Kapolres Takalar, serius menangani kasus ini. Jangan sampai terjadi lagi korban-korban lainnya. Pasalnya sampai hari ini pelaku masih bebas berkeliaran," ujar Asrul.
"Saya yakin pelaku ini tidak jauh dari lokasi kejadian, pelaku juga tau situasi dan kondisi di rumah korban."beber Asrul.
Load more