Gowa, tvOnenews.com - Perjalanan Haerul dalam menjalankan aksinya sebagai seorang polisi gadungan pangkat Bripka ini harus berakhir karena ulah kedua istrinya yang berseteru ingin berebut status sebagai ibu Bhayangkari.
Marniati mengungkap, jika dirinya datang ke Polda untuk menyampaikan jika ia yang layak untuk menyandang status sebagai ibu Bhayangkari daripada istri kedua Haerul yang tinggal di Kabupaten Bone.
"Itu istri keduanya mau dijadikan sebagai ibu Bhayangkari, makanya saya ke Polda untuk menyampaikan jika dirinyalah yang layak untuk menyandang status sebagai ibu Bhayangkari daripada istri keduanya," tegas Marniati pada Sabtu (25/2/23).
Namun Marniati tidak menyangka, jika kedatangannya ke Mapolda Sulawesi Selatan untuk mendaftarkan diri sebagai istri Bhayangkari yang sah, mengantarkan Haerul suaminya mendapat masalah.
Ditambah lagi, kecerobohan Marniati yang mengambil KTA suaminya untuk dibawah dan diperlihatkan kepada polisi saat mengecek keberadaan tugas dan gaji Haerul. Hal itu menjadi awal mula polisi mencaritahu status Haerul sebagai anggota polisi aktif atau justru polisi gadungan.
Marniati juga mengungkap, jika saat ia menikah dengan Haerul tidak ada upacara penyambutan pedang pora bahkan setelah menikah sejak 9 tahun lalu. Hingga kasus ini terbongkar, dirinya mengaku tidak pernah mengikuti kegiatan Bhayangkari.
"Waktu menikah tidak ada upacara penyambutan pedang pora dari anggota polisi, bahkan saya tidak pernah ikut kegiatan Bhayangkari selama ini, hanya pengajian di kelompok majelis taklim, itupun bukan bersama ibu-ibu Bhayangkari," ungkapnya.
Load more