Banjarmasin, Kalimantan Selatan - Tanah longsor terjadi berulang di jalan nasional kilometer 171 di tanah bumbu, Kalimantan Selatan. Longsor diduga tidak hanya karena faktor alam namun juga akibat aktivitas penambangan yang berada di dekat jalan nasional.
Pantauan tim tvone, jalan pun sulit dilalui meski masih bisa dilewati oleh pengguna kendaraan roda dua. Sementara aparat kepolisian mengarahkan ke jalan alternatif penghubung Banjarmasin ke Kota baru dan arah sebaliknya.
Kapolsek Satui Iptu Hardaya, juga menjelaskan keadaan situasi arus lalu lintas dan anggotanya bersama Satlantas dan Samapta, serta Dinas Perhubungan dan TNI terus membantu mengatur arus lalu lintas dan menginformasikan kondisi jalan alternatif lama maupun yang baru.
"Sejauh ini, tanpa hambatan sejak adanya Jalur Alternatif KM 170 - Jombang," terang Kapolsek Satui.
Dilapangan, pihaknya secara bersama melalui pembagian jalur alternatif agar kemacetan bisa dihindari. Untuk angkutan besar diharapkan ke jalan alternatif lama dari Sompul tembus Jalan Houling dan Keluar di pertigaan Jombang atau underpass JB. Sehingga pengguna jalan bisa lebih nyaman.
"Pengguna jalan bisa lebih nyaman dan dipastikan angkutan suplai kebutuhan pokok pangan, tidak ada kendala lagi," katanya.
Sementara itu, menurut warga, kondisi jalan akan lebih parah apabila terjadi hujan. Hingga kini nampak badan jalan terus retak dan sangat rawan terjadi longsor susulan. Sementara longsor juga mengakibatkan 23 rumah rusak.
Masyarakat setempat mengharapkan segera adanya penanganan dan menyelidiki penyebab pasti kenapa longsor kerap berulang.
Kerusakan jalan nasional di Kilometer 171 Tanah Bumbu ini telah masuk dalam opsi penyelidikan oleh pihak Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan.
"Polisi pasti turun melakukan penyelidikan atas kejadian longsornya jalan tersebut untuk mengetahui penyebab longsornya," kata Kepala Bidang Humas Polda Kalsel Komisaris Besar Polisi Mochamad Rifa'i di Banjarmasin, Selasa (18/10/2022).
Sementara, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Selatan Syauqi Kamal mengatakan longsor yang terjadi di Satui akibat adanya perubahan lingkungan di sekitar jalan nasional.
"Lebih dulu ada jalan nasional daripada tambang," ujarnya.
Sedangkan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalimantan Selatan Kisworo Dwi Cahyono menyatakan jika dilihat dari peta, titik longsor lokasinya dihimpit dua perusahaan tambang batu bara.
"Jarak area longsor dengan galian terbengkalai hanya kisaran 19 meter. Lalu, jarak lubang tambang dengan permukiman penduduk sekitar 42 meter, sedangkan dengan aktivitas galian aktif 183 meter," kata Kisworo.
Sejak longsornya badan jalan nasional di titik kilometer 171 Simpangan Jombang, Desa Satui Barat, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu, pada 28 September 2022, hingga kini arus lalu lintas terganggu.
Satuan Lalu Lintas Polres Tanah Bumbu mengalihkan kendaraan melewati jalan alternatif karena badan jalan yang longsor sangat berbahaya untuk dilalui.
Adapun jalan alternatif untuk kendaraan roda enam atau lebih dari arah Batulicin menuju Banjarmasin diarahkan masuk simpang tiga Jombang, jalan houling HB belok kiri menuju jembatan HB keluar simpang empat Sumpul menuju jalan poros Satui.
Kemudian untuk arah Banjarmasin menuju Batulicin diarahkan masuk simpang empat Sumpul ke jembatan HB terus menuju jalan houling JB melewati simpang empat pos Pama terus menuju underpass JB keluar jalan poros Satui.
Sementara bagi kendaraan roda empat atau mobil penumpang diarahkan melewati jalan poros Satui Km 171 dengan tetap mengikuti arahan petugas.(rai/ant/ito)
Load more