Dengan cekatan, bocah yang bercita-cita ingin menjadi anggota TNI ini pun langsung memanjat pohon pertama untuk menyerap nira.
Setelah pohon pertama, bocah kelahiran 27 Januari 2020 ini pun turun dan langsung kembali memanjat pohon yang lain dengan ketinggian sekitar 8 meter.
"Saya isi masa liburan dengan memanjat 13 pohon lontar guna menyerap nira setiap pagi dan sore ini untuk membantu kakek dan nenek agar bisa mendapatkan uang," ungkap Alvin kepada tvOnenews.com usai memanjat pohon lontar.
Alvin menuturkan, pekerjaan memanjat pohon lontar ini, tidak hanya dilakukan saat masa liburan sekolah seperti saat ini, namun sudah dilakukan sejak berada di bangku kelas 2 SD dengan senang hati.
"Tidak hanya saat libur ini om, tapi setiap pulang sekolah sejak kelas dua SD, saya panjat pohon lontar om," tutur Alvin.
Tidak sampai disitu saja, setelah selesai memanjat belasan pohon lontar, Alvin pun kembali ke pondok untuk menyiapkan sarapan pagi berupa dua gelas air panas untuk diminum bersama sang adik Martinus Nong Anjelo (7) dan Fransisko Lorenso (4).
Yakobus Idong, kakek bocah pemanjat pohon mengatakan, setiap hari dirinya bersama sang cucu memanjat pohon lontar. Dari puluhan pohon lontar yang ada, Alvin memanjat 13 pohon dan sisanya dilakukannya. Dan dari hasil memanjat pohon lontar, Alvin berhasil mengumpulkan 40 liter nira yang selanjutnya diolah menjadi minuman tradisional (moke) sebanyak 5 liter dan biasanya di jual ke pasar dengan harga Rp200.000,-.
Load more