Sikka, Nusa Tenggara Timur - Kebutuhan akan sinyal internet masih menjadi persoalan dalam kegiatan belajar mengajar baik di daerah pedalaman maupun di wilayah kepulauan, seperti yang dirasakan siswa sekolah Dasar Inpres Langawai, Desa Lidi, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Dalam sepekan terakhir, para siswa yang berada di bawah kaki gunung api Rokatenda ini, harus berjalan kaki sambil memikul kursi plastik menuju bukit jodoh, tepatnya di salah satu rumah warga yang merupakan satu-satunya lokasi yang dapat menangkap sinyal internet dari pulau Flores.
Didampingi sejumlah guru, para siswa pun khusuk mengerjakan soal ujian secara online dari smartphone yang berada di tangan mereka.
"Beginilah kondisi kami di sini. Agar siswa bisa mengerjakan ujian secara online, setiap hari kami harus bawa siswa mendaki bukit jodoh, tempatnya di halaman rumah warga, karana dapat menangkap sinyal internet dari pesisir utara pulau Flores," ungkap Hironimus Lambertus Da Costa, guru SD Inpres Langawai, kepada tvonenews.com, sabtu (11/6/2022) siang.
Menurut Robert, selama ini di pulau Palue ada ada tower jaringan internet, namun tidak berfungsi dengan baik, sehingga selain untuk kebutuhan siswa akan jaringan internet dalam kegiatan belajar sangat sudah, juga untuk kepentingan telekomunikasi via telepon genggam pun masih sangat sulit.
"Jangankan sinyal untuk siswa ujian sekolah berbasis online, untuk komunikasi via HP pun kami terpaksa naik kebut," ujarnya.
Dikatakan Robert, meski pun harus bersusah payah mencari sinyal, pihak sekolah berupaya untuk menetapkan ujian sekolah berbasis digital, agar para siswa pun lebih mengenal teknologi digital, tidak minder dan mampu bersaing dengan siswa sekolah lain walaupun berada di pulau susah sinyal.
Load more