Menjawab Kebutuhan Strategis: Krakatau Steel Perkokoh Peran Wujudkan Swasembada Baja Indonesia
- Istimewa
tvOnenews.com - Di tengah gejolak ekonomi global dan kebutuhan pembangunan infrastruktur yang masif, kemandirian industri baja nasional menjadi harga mati bagi Indonesia untuk memastikan ketahanan ekonomi dan kedaulatan bangsa. Industri baja merupakan tulang punggung bagi sektor strategis lainnya, mulai dari konstruksi, manufaktur, hingga pertahanan. Ketergantungan pada impor baja tidak hanya menguras devisa tetapi juga merentankan Indonesia terhadap fluktuasi pasar global dan kepentingan negara lain. Menjawab tantangan krusial ini, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. menegaskan perannya sebagai lokomotif utama dalam mewujudkan cita-cita kemandirian industri baja Indonesia.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., Muhammad Akbar Djohan menekankan bahwa visi kemandirian industri baja nasional adalah inti dari strategi dan operasi perusahaan.
"Pada prinsipnya, Krakatau Steel mengemban amanah besar untuk memastikan Indonesia berdaulat di sektor baja. Kami berkomitmen penuh untuk terus meningkatkan kapasitas produksi, kualitas, dan inovasi guna memenuhi kebutuhan baja domestik secara mandiri," ujar Muhammad Akbar Djohan.
Beliau menambahkan bahwa upaya ini bukan sekadar target korporasi, melainkan sebuah dedikasi untuk mendukung agenda pembangunan nasional dan mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar negeri.
"Kemandirian industri baja adalah fondasi penting bagi kemajuan industri dan infrastruktur Indonesia ke depan," tegasnya.
Upaya dan komitmen Krakatau Steel ini sejalan dengan pandangan strategis mengenai pentingnya peran negara dalam melindungi dan menumbuhkan industri vitalnya. Tenaga Ahli Industri sekaligus Pengamat Industri Baja dan Pertambangan, Widodo Setiadharmaji, menyoroti bagaimana negara maju seperti Amerika Serikat secara aktif melindungi aset industrinya. Pengalaman AS dalam membangun industri bajanya, termasuk intervensi dalam kasus upaya akuisisi United States Steel Corporation (U.S. Steel) oleh Nippon Steel, memberikan pelajaran berharga.
Widodo menjelaskan, "Amerika Serikat, melalui lembaga seperti Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS), tidak ragu untuk meninjau bahkan menolak investasi asing jika dinilai mengancam kepentingan strategis dan keamanan nasional mereka. U.S. Steel, sebuah ikon industri AS, dipertahankan kendalinya oleh negara meskipun ada tawaran akuisisi senilai USD 14,9 miliar (setara dengan sekitar Rp 242,8 triliun).
Load more