Tertipu Penipuan Online, Rekening Seorang Pedagang Krupuk di Manggarai NTT Amblas Rp100 Juta
- Jo Kenaru
Setelah dari kantor Bank BRI Cabang Ruteng,perantau asal Sragen Jawa Tengah itu kemudian mendatangi Polres Manggarai melaporkan kasus penipuan yang menimpanya.
“Sudah lapor polisi juga dan pak polisi berjanji akan menindaklanjuti laporan saya,” katanya.
Kode telepon yang menghubunginya itu belakangan diketahui merupakan kode SLI Amerika. Sudaryanyi juga bilang, nomor kontak yang menipunya itu sudah tidak bisa dihubungi lagi.
BRI mengecewakan
Sudaryanti mengaku kecewa dengan penjelasan petugas bank yang menyebut aksi penipuan yang menimpanya adalah kesalahan nasabah sendiri karena memberi kode OTP ke pihak lain. Menurutnya, BRI jangan dulu menyalahkan nasabah begitu saja sebab sebelum penipuan terjadi, data nasabah diduga sudah bocor.
“Data saya,nama dan nomor rekening sudah diketahui oleh penipu itu. Dalam pemahaman saya orang awam, data nasabah tidak mungkin jatuh ke pihak lain. BRI sangat mengecewakan pak,” keluhnya.
Penjelasan pihak bank
Ditemui terpisah, Kepala BRI Cabang Ruteng, Galilea Prima Kristianto mengaku telah menerima aduan Sudaryanti.
“Terkait kejadian yang menimpa nasabah kami di unit Slamet Riyadi itu kami juga prihatin karena memang musibah penipuan ini marak terjadi di masa pandemi ini itu memang angka penipuan ini semakin tinggi ya,” ujarnya kepada wartawan.
“Jadi nasabah melakukan komplain kami langsung menindaklanjuti dengan melaporkan ke kantor pusat ke bagian investigasi. Kemudian dari si nasabah kami sampaikan kan agar bisa melapor ke pihak berwajib juga karena di sini memang ada ada indikasi penipuan itu,” terang Galilea.
Pihak BRI, lanjutnya akan terus berkoordinasi dengan pihak berwajib. Kata dia lagi, BRI siap memberikan data apapun yang dibutuhkan kepolisian untuk mengungkap kasus penipuan tersebut.
“Saat ini dari pihak kami akan selalu berkoordinasi dengan pihak terkait dengan pihak berwajib dan kita support apapun data yang dibutuhkan oleh pihak berwajib untuk mengungkap kejadian ini seperti apa endingnya ujungnya kita support pihak berwajib,” imbuh Galilea.
Galilea membantah jika aksi penipuan yang dialami nasabah akibat kebocoran data nasabah.
“Terkait hal tersebut kalau kebocoran sangat sulit karena regulasi di perbankan sangat berlapis dan tidak semudah itu pihak luar bisa mendapatkan informasi bahkan pihak internal kita pun tidak semua bisa ada bagian-bagiannya. Jadi kita juga tidak tahu data nasabah kita. Tidak semua bisa mengakses jadi itu sangat sulit karena internal kita sendiri sangat sulit mengakses hal tersebut,” jelas Galilea.
Load more