Sikka, Nusa Tenggara Timur - Emak-emak nelayan di Kampung Nelayan Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, mengaku tak pernah mendapat bantuan Sosial (Bansos) selama pandemi Covid-19. Padahal bansos telah dikucurkan pemerintah, baik pusat, provinsi, maupun Kabupaten.
"Kami sudah dua tahun tidak pernah mendapatkan bantuan sosial yang dikucurkan pemerintah. Kami hanya dengar ada bantuan namun tak pernah merasakan. Padahal kami pun terkena dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19," ungkap Wa Ece (50) dan Cendrang (31) emak-emak warga RT 43, RW 9, Kamis (27/1/2022) pagi.
Wa Ece, lansia yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan tradisional ini mengatakan, selama ini mereka didatangi ketua RT untuk mengambil data sebagai keluarga penerima bantuan. Namun hingga tahun 2022 ini, namanya tak tercatat sebagai penerima bantuan sosial yang gencar diluncurkan pemerintah pusat baik berupa bantuan PKH, bantuan tunai, maupun bantuan non-tunai.
"Kami hanya didata. Namun tidak pernah menerima namanya bantuan sosial baik melalui program PKH, Bantuan Langsung Tunai, maupun bantuan non-tunai. Anehnya, orang yang baru tinggal di wilayah kami, justru menerima bantuan sosial," ujarnya dengan penuh kecewa.
Zainab, ketua RT 43, kepada tvonenews.com membenarkan kalau sebagian besar warganya belum menerima bantuan sosial.
"Benar ada warga RT saya belum terima bansos. Data KK penerima sudah ada dan sudah lama kami kirim ke kelurahan," katanya.
Zainab menjelaskan, jumlah Kepala Keluarga di wilayah RT yang dia pimpin sebanyak 115 KK . Dari 115 KK tersebut, 50 KK sudah menerima bansos sedang sisanya 70 KK sampai saat ini belum menerima bansos.
"Data yang kami serahkan ke kelurahan 115 KK. Ada 50 KK sudah terima bantuan dan 70 KK belum terima. Kami sudah berulang kali tanya di kelurahan. Jawaban masih diproses," kata Zainab.
Sementara itu, Hieronimus Medadus Nesi, Kabid Penanganan Fakir Miskin Dinsos Sikka, saat ditemui di ruang kerja mengatakan, untuk tahun 2022, terdapat 225 ribu 214 jiwa yang diusulkan sebagai penerima bantuan sosial pemulihan ekonomi akibat pandemi covid.
"Untuk tahun 2022, Kabupaten Sikka sudah mengusulkan ke kementerian Sosial. Nanti disana di verifikasi sesuai dengan aturan yang ada, dan berapa banyak jiwa yang layak menerima bantuan sosial," Katanya.
Terkiat banyak warga yang belum menerima bantuan sosial selama dua tahun terakhir, lanjut Hieronimus, diduga akibat tidak jelinya aparat tingkat desa maupun kelurahan. Sehingga saat memasukan data masih banyak warga yang seharusnya layak menerima tapi tidak menerima.
"Seharusnya aparat tingkat desa dan kelurahan harus lebih jeli melihat kondisi masyarakat dengan menggelar musyawarah bersama untuk menentukan siapa yang seharusnya menerima bansos," tegasnya. (Tovik Koban/act)
Load more